Meski sudah menjadi berita basi, tapi tetap saja menarik untuk dibincangkan. Tamparan yang dituduhkan dilakukan oleh Denny Indrayana lebih hangat daripada topik kenaikan BBM yang mendongkrak naiknya harga bahan kebutuhan pokok, dan bahkan kecaman pemerintah pada kepala daerah yang ikut demo menentang kenaikan BBM. Media memblow up kasus penamparan dan memberitakannya secara bombastis, tapi sebaliknya kebusukan lembaga pemasyarakatan sebagai sarang narkoba seakan bukan berita menarik sehingga hanya diberitakan ala kadarnya. Sungguh kontradiktif.
Saya tidak kenal dengan Denny Indrayana, bahkan tidak tahu seperti apa temperamennya, apakah beliau seorang yang emosional atau tidak, apakah beliau suka melakukan tekanan fisik atau tidak. Saya cuma percaya bahwa beliau adalah sosok yang dibenci oleh orang-orang yang terancam dengan tindakannya yang out of box, melanggar kelaziman. Pihak-pihak yang nyaman, terlebih yang menikmati buaian limpahan materi dari dunia hitam, takkan membiarkan seorang Denny mengobrak-abrik konstelasi yang sudah mapan.
Dari awal meledaknya kasus penamparan tersebut, saya cuma bilang kalau saya percaya deh sama Denny Indrayana. Seorang Denny pasti punya banyak musuh. Waktu telah berlalu, dan saya masih tetap percaya dengan Denny daripada si sipir yang melapor ditampar. Meski nggak ada efeknya saya percaya atau tidak sama Denny, tapi saya bisa menyebarkan virus keyakinan saya ini pada teman-teman saat berbincang di sela-sela acara workshop. Keep on moving Denny. You're the right man in the right place.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H