Mohon tunggu...
Dimas Setiawan
Dimas Setiawan Mohon Tunggu... -

Lahir di Ranah DeliSerdang Nan Asri dgn Kebun Tembakaunya ,Bertepatan Hari Sumpah Pemuda 1978, Masa SD-SMA dihabiskan tuk bermain & Bergelut dgn nasib kaum buruh perkebunan. Pertengangan tahun 1996 menginjakkan kaki di Bogor hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Waktu Sejati (Proper Time)

14 Juli 2010   12:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:52 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan, bisa dikatakan tidak terlepas dari waktu. Waktu memunculkan prilaku kehidupan manusia. Waktu adalah Uang, kata Bisnisman. Siswa di sekolah diwajibkan berdisiplin terhadap waktu, jika telat dikenai hukuman mencuci WC atau lompat-lompat setinggi 40 cm selama sejam di teriknya matahari (woww...bisa dibayangkan...malu dan capeknya). Karyawan di sebuah perusahaan harus taat dengan jam kerja, jika tidak, bisa bermasalah dengan "dapurnya". Bagi para pemuda yang sudah pasang janji dengan "pujaannya" di malam minggu, jika terlambat 5 menit saja, bisa-bisa enggak makan selama 7 hari 7 malam karena diputusin sama "Si Do'i".

Waktu membikin semua materi berubah. Dulu si Bejo masih orok, sekarang sudah ABG. Dulu si Cindrella begitu jelita yang membuat para perjaka mabuk kepayang, sekarang sudah "peyot". Dua puluh tujuh tahun silam, aku masih ditimang-timang oleh Bundaku, sekarang aku menimang-nimang cucu Bundaku.

Apakah perjalanan waktu irreversible ?. Jika kita perhatikan, jarum jam selalu tetap berputar dengan siklus yang sama, dari angka 12, 1, 2,3,....., kembali lagi ke angka 12. Tapi, peristiwa fisika akibat perubahan waktu yang dapat kita perhatikan secara normal-keseharian tidak kembali seperti awalnya. Replay kejadiannya, hanya bisa terjadi di rekaman film saja. Perjalanan waktu dapat dikatakan irreversible. Walaupun, dalam teori relativitas dan quantum, ada uraian yang memungkinkan bahwa perjalanan waktu bisa reversible. Konon, fonomena reversible waktu akan teramati jika bisa memunculkan kesimetrisan dimensi kejadian. Bila, seseorang bisa memasuki umbai cacing waktu yang adanya di dalam black hole, seseorang bisa masuk ke kehidupan masa lampau. Tapi, pendapat tersebut masih berupa fiksi fisika. Hanya cocok bagi mereka yang menerawangkan "khayalannya" dengan kaidah teori.

Bingung Mana Waktu yang Sesuai (Time Confusinism). Jika kita ditanya mana jam yang paling benar. Arloji di tangan Anda?, Jam yang berdetak di dinding kamar kost-an?, jam yang berdenting di studio TV?. Atau jam yang nempel di rumah "kekasih"?. Masing-masing punya pembenaran. Jika mau apel malam minggu, sesuaikanlah jam anda dengan jam yang ada di rumah "Si Do'i". Jika, hendak berangkat memenuhi janji dengan teman kuliah untuk mengerjakan "tugas kelompok", sesuaikanlah jam anda dengan jam di dinding kamar kost-an. Jika mau berangkat kerja sesuaikanlah jam anda dengan jam di studio TV. Lalu, jika masing-masing mempunyai pembenaran waktu, manakah waktu yang paling tepat ?. Memang, sesuai kesepakatan internasional, penentuan zona waktu internasional berdasarkan waktu di Greenwich, London. Tapi, jika kita mengacu teori relativitas, penentuan waktu dengan acuan Greenwich bukanlah penentuan waktu absolut (waktu sejati). Tidak ada kerangka acuan yang digunakan untuk menentukan waktu absolut, masing-masing punya waktu sendiri-sendiri.

Jadi saran saya, bagi mereka yang hendak apel malam minggu di rumah "Si Do'i", janganlah lupa selalu mengamati "detak jam di dinding rumah kekasih".

Kumpulan ”Renungan Wong Yathir3108 ”
Ditulis di Bogor, 3 Maret 2005

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun