Halo teman-teman,
Bagaimana kabar hari ini? Saya yakin ada yang menjawab "baik-baik saja", tapi mungkin ada juga yang menjawab "tidak baik-baik saja". Nah, di artikel ini, saya ingin fokus pada mereka yang "tidak baik-baik saja", khususnya dalam hal kesehatan mental di tempat kerja.
Bekerja memang menjadi bagian wajib dalam hidup kita, entah untuk mencari nafkah atau memenuhi tuntutan hidup. Di balik rasa syukur atas penghasilan yang kita dapatkan, sering kali ada sisi lain yang menguras mental. Lelah fisik memang wajar, tapi kelelahan mental jauh lebih parah.
Berbeda dengan masa sekolah di mana kita bisa meminta bantuan teman saat kesulitan mengerjakan tugas, di dunia kerja, kita dituntut untuk menyelesaikan semuanya sendiri. Jika tidak mampu, kita mungkin menerima kritik pedas dari atasan atau senior. Pengalaman pribadi saya pun tak jauh berbeda. Saya pernah merasakan gangguan mental akibat teman yang toxic, atasan yang kurang memahami, dan beban kerja yang melebihi jobdesk.
Meskipun bersyukur dengan pekerjaan yang ada, saya melihat banyak perusahaan yang mengabaikan kesehatan mental karyawannya. Mereka hanya fokus pada keuntungan dan kepuasan pelanggan, tanpa mempedulikan pengorbanan dan dedikasi para karyawannya. Tak jarang, penghargaan yang seharusnya didapatkan justru tak ternilai.
Kondisi ini menyebabkan banyak karyawan mengalami depresi, stres, dan kelelahan fisik yang berujung pada penyakit. Perusahaan pun menjadi korban, bukannya marah karena karyawannya sakit, tapi justru karena mereka sendiri yang menyebabkannya.
Mengapa Kesehatan Mental Penting dalam Bekerja?
Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik dalam menunjang performa kerja. Mental yang sehat membantu kita fokus, produktif, dan kreatif dalam menyelesaikan tugas.
Sebaliknya, gangguan kesehatan mental dapat berakibat fatal, seperti:
- Penurunan produktivitas: Fokus dan konsentrasi terganggu, sehingga kualitas dan kuantitas pekerjaan menurun.
- Meningkatnya absen dan turnover karyawan: Karyawan yang stres dan depresi lebih rentan mengambil cuti sakit atau bahkan mengundurkan diri.
- Memburuknya hubungan kerja: Stres dan depresi membuat seseorang mudah marah, tersinggung, dan sulit berkomunikasi dengan baik.
- Meningkatnya risiko kecelakaan kerja: Karyawan yang tidak fokus dan konsentrasinya terganggu akibat masalah mental lebih berisiko mengalami kecelakaan kerja.
- Memicu masalah kesehatan fisik: Stres dan depresi yang berkepanjangan dapat berakibat pada berbagai masalah kesehatan fisik, seperti sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Tips Menjaga Kesehatan Mental dalam Bekerja