(Kenangan tentang seseorang yang dikenal)
Tampaknya, Allah punya cara dan rahasia-Nya sendiri. Sebulan yang lalu, semua masih baik-baik saja, tapi lihatlah, hanya hitungan minggu, tiba-tiba pergi begitu saja.Â
Siapa kita ini kiranya, yang begitu terhipnotis dengan kehidupan, dan begitu ditindas buram kenyataan. Siapapun kita ini, masing-masing kita telah memiliki batas usia dan bagaimana kita harus berpisah dari bumi ini, hanya Dia Yang Maha Tahu.
Tampaknya, takdir kehidupan seperti roh semangat yang menghantui langkah, yang memimpin arah, dan hati adalah sumber keseimbangan tubuh untuk menjangkau gunung tertinggi impian. Dan bila cahaya di ujung janji perjalanan ini akan diakhiri, maka tampak nya roh redup itu pun memimpin langkah menuju akhir.
Jadi, bagaimana kita bisa berpaling dari semua bentuk kematian, bila nyatanya roh kematian memberi tanda untuk menjemput. Bagaimana pun caranya, hanya Dia Yang Maha Tahu.
Pada akhirnya, kehidupan akan berakhir, ada awalan ada akhiran. Kemana pun kita akan dipimpin roh nasib ini, maka keyakinan akan kasih sayang-Nya yang akan selalu melindungi.Â
Pintu mana yang ingin terbuka?, bahwa tempat sebuah akhiran, mungkin hanya memiliki dua pintu, Surga atau Neraka, Terang atau Kegelapan.
Sulit untuk tidak meneteskan airmata untuk semua bentuk akhiran, namun terang langkah masih harus dilanjutkan, entah kapan akan bertemu akhiran. Tetes-tetes penghakiman airmata memang telah tumpah dan itu adalah saksi bisu betapa rasa duka akan perpisahan sedang menghujat rasa.
Biarkan airmata kesedihan yang alami ini tumpah, biarkan seperti itu, hingga ujung kabut melewati batas pandangan.Â
Di sebuah negeri antah berantah, sebuah akhiran akan memulai sebuah awalan yang berbeda.
Allah, adalah pencipta Maha Karya Kehidupan ini, dan awalan dan akhiran, adalah jalan-jalan takdir milik-Nya.Â