Pagi itu, suasana ruang kerja masih lengang. Kopi di meja seorang rekan sudah mulai dingin, tapi ia belum juga menyentuhnya. "Aku merasa stuck," keluhnya tiba-tiba. Kalimat itu membuat saya tertegun sejenak. Ia menceritakan bagaimana pekerjaannya terasa monoton, tanpa arah yang jelas. Saya berpikir, mungkin masalahnya bukan pada tugas yang ia jalani, melainkan tidak adanya tujuan yang ia tetapkan.
Mengapa karyawan harus membuat goal setting? Ini bukan sekadar teori atau jargon manajemen modern. Di baliknya, ada logika sederhana: bekerja tanpa tujuan itu seperti mendayung tanpa arah. Anda bergerak, tapi tidak tahu kemana akan sampai.
Menghubungkan Tujuan Pribadi dan Perusahaan
Ketika seseorang bekerja di sebuah perusahaan, sering kali ada perasaan bahwa tujuan pribadi dan tujuan organisasi adalah dua hal yang berbeda. Namun, saya yakin, jika keduanya bisa diselaraskan, dampaknya akan luar biasa. Tujuan pribadi memberi Anda motivasi, sementara tujuan perusahaan menyediakan kerangka kerja untuk bertumbuh.
Misalnya, seorang karyawan yang ingin meningkatkan kemampuan komunikasi bisa membuat tujuan spesifik: menyampaikan presentasi bulanan kepada tim. Dengan cara ini, ia tak hanya memperbaiki diri tetapi juga berkontribusi pada keberhasilan tim. Saya pernah mendengar seorang manajer berkata, "Ketika karyawan tahu mereka bagian dari sesuatu yang lebih besar, produktivitas mereka meningkat secara alami." Anda setuju?
Membangun Kejelasan dan Fokus
Banyak karyawan merasa terjebak dalam rutinitas karena mereka tidak tahu apa yang sebenarnya ingin dicapai. Di sinilah goal setting menjadi penting. Dengan menetapkan tujuan, kita bisa menciptakan kejelasan. Kita tahu mana yang perlu dikerjakan lebih dulu, mana yang bisa ditunda.
Ada sebuah pendekatan yang cukup sederhana, yaitu menggunakan prinsip SMART: Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound. Namun, sering kali yang terjadi adalah kita terlalu ambisius atau malah sebaliknya, terlalu samar. Seorang rekan pernah menuliskan tujuan seperti, "Saya ingin sukses." Tapi, sukses itu seperti apa? Tidak ada ukuran, tidak ada tenggat waktu.
Ketika Anda membuat tujuan, cobalah bertanya: Apakah ini realistis? Apakah saya benar-benar ingin mencapainya? Pertanyaan ini sederhana, tapi sering kali dilupakan.
Membentuk Kebiasaan Positif
Goal setting juga memainkan peran penting dalam membangun kebiasaan kerja yang positif. Saya pernah membaca tentang konsep "memenangkan hari." Intinya adalah, fokuslah pada satu pencapaian kecil setiap hari yang mendekatkan Anda pada tujuan besar. Kedengarannya sederhana, tapi dampaknya bisa signifikan.