Mohon tunggu...
yassin krisnanegara
yassin krisnanegara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembicara Publik / Coach / Pengusaha

Dalam proses belajar untuk berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

DNA Perusahaan: Rahasia Menggali Potensi dan Produktivitas Karyawan

5 Oktober 2024   06:04 Diperbarui: 5 Oktober 2024   06:08 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bayangkan sebuah perusahaan tanpa arah jelas. Karyawan datang, duduk di meja mereka, dan menyelesaikan tugas tanpa pernah benar-benar tahu kenapa mereka melakukan semua itu. Hasilnya? Mereka bekerja seperti robot, sekadar menyelesaikan pekerjaan. Tanpa visi dan nilai yang memandu, tak ada keterikatan, tak ada gairah. Tetapi ketika DNA perusahaan---yang mencakup visi, nilai, dan budaya---tertanam kuat, tiba-tiba semuanya terasa berbeda. Setiap tugas, meski kecil, terasa penting karena mendukung misi besar perusahaan.

Menurut riset dari Harvard Business Review, perusahaan dengan nilai organisasi yang kuat bisa meningkatkan produktivitas hingga 20%. Lebih dari itu, karyawan yang merasa bahwa tempat kerja mereka sejalan dengan nilai pribadi, 87% lebih mungkin bertahan lama. Artinya, DNA perusahaan yang jelas tidak hanya menambah angka produktivitas, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang membuat karyawan betah. Dan siapa yang tidak ingin bekerja di tempat di mana setiap orang paham mengapa mereka bekerja?

Mari kita ambil contoh: perusahaan yang menjadikan inovasi sebagai inti DNA mereka. Bukan cuma slogan kosong, tapi betul-betul hidup di setiap tindakan. Karyawan didorong untuk berpikir di luar kotak, mengusulkan ide-ide baru, dan mencari cara kreatif dalam mengerjakan tugas mereka. Inovasi bukan sekadar tugas, tapi budaya yang mendorong setiap individu untuk memberikan kontribusi lebih besar. Dampaknya? Produk dan layanan yang terus berkembang, serta semangat kerja yang menyala-nyala.

Tapi DNA perusahaan bukan cuma soal inovasi. Budaya kerja yang sehat juga menjadi bagian penting. Di perusahaan yang menghargai keterbukaan, kolaborasi, dan saling menghormati, karyawan merasa dihargai, didengarkan, dan yang paling penting salah satunya nyaman. Hubungan antar-karyawan lebih erat, saling mendukung, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Mereka tidak sekadar rekan kerja, tapi satu tim yang saling mengandalkan.

Lalu, ada kepemimpinan. Bagaimana para pemimpin membawa DNA perusahaan dalam keseharian mereka sangat memengaruhi kinerja tim. Pemimpin yang konsisten dengan visi dan nilai-nilai perusahaan menjadi teladan yang diikuti. Mereka menciptakan lingkungan yang penuh kepercayaan, di mana setiap orang tahu ekspektasi dan merasa dihargai. DNA yang kuat, ketika diterapkan oleh pemimpin, menyatu ke dalam struktur perusahaan, menciptakan budaya yang kompak dan penuh komitmen.

Dan jangan lupa, DNA perusahaan yang sehat juga memberi ruang bagi pertumbuhan. Data dari LinkedIn Workplace Learning Report menemukan bahwa 94% karyawan lebih bertahan di perusahaan yang berinvestasi dalam pengembangan mereka. Ketika DNA perusahaan mendukung pembelajaran, karyawan merasa didorong untuk berkembang, produktivitas naik, dan lingkungan kerja menjadi lebih dinamis.

Pada akhirnya, DNA yang kuat menciptakan rasa memiliki. Karyawan tidak hanya bekerja demi gaji, tapi dengan kebanggaan bahwa mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Ini bukan soal pencapaian jangka pendek, tetapi tentang membangun masa depan. DNA yang jelas membantu perusahaan dan karyawan beradaptasi di tengah perubahan. Mereka mungkin perlu merombak strategi, teknologi, atau bahkan pasar, tetapi fondasi nilai dan visi tetap menjadi panduan.

Jadi, dalam dunia bisnis yang terus berubah, DNA perusahaan bukan sekadar "nice to have." Ia adalah fondasi, penggerak utama yang memengaruhi kinerja, loyalitas, dan pertumbuhan. DNA yang kuat memandu perusahaan ke arah yang jelas, sementara karyawan tumbuh dan berkembang seiring waktu. Itulah yang membuat organisasi menjadi lebih dari sekadar tempat kerja-ia menjadi ekosistem di mana semua orang bisa memberikan yang terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun