Kabar duka menyelimuti dunia politik dan ekonomi pada Kamis (9/5), ketika Faisal Basri, ekonom senior dan tokoh nasional, meninggal dunia akibat serangan jantung di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta. Faisal Basri meninggal di usia 65 tahun, meninggalkan jejak pemikiran yang mendalam dan kontribusi besar.Â
Kepergian beliau menandai akhir dari sebuah era pemikiran yang memperjuangkan keadilan ekonomi, transparansi, serta kemakmuran untuk masyarakat.
Sebagai sosok yang lama berdiri di garis depan dalam menyuarakan prinsip-prinsip keadilan sosial, Faisal Basri dikenal bukan hanya sebagai seorang ekonom, tetapi juga sebagai intelektual publik yang tanpa henti berjuang untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil dan merata. Kematian Faisal Basri bukan hanya kehilangan seorang individu, tetapi juga kehilangan sebuah suara yang penuh kebijaksanaan dan keberanian untuk menyuarakan kebenaran.
Salah satu warisan terbesar yang ditinggalkan oleh Faisal Basri adalah keberaniannya dalam menyuarakan pandangan ekonomi yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat luas.Â
Meski sering kali menghadapi tantangan dari berbagai pihak, Faisal Basri tetap teguh pada pendiriannya. Ia selalu mengedepankan logika yang jelas serta data yang kuat dalam setiap argumennya, sehingga pemikiran-pemikirannya sering kali menjadi acuan dalam membahas kebijakan ekonomi dan sosial.
Faisal Basri sangat peduli terhadap pengelolaan sumber daya alam dan percaya bahwa hasil kekayaan alam harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Ia mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sektor ini, agar setiap orang mendapat manfaat dari sumber daya yang ada. Dalam pandangannya, pemanfaatan sumber daya alam tidak boleh hanya menguntungkan segelintir orang, tetapi harus memberikan dampak positif yang luas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Tidak hanya terbatas pada isu sumber daya alam, Faisal Basri juga memberikan perhatian besar pada bidang pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.Â
Ia percaya bahwa untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, semua sektor harus berjalan secara inklusif, dan setiap kebijakan harus menempatkan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama. Hal ini mencerminkan kepeduliannya terhadap keadilan sosial dan visinya untuk menciptakan keseimbangan dalam pembangunan ekonomi.
Kepergian Faisal Basri memberikan duka mendalam bagi banyak kalangan, terutama mereka yang mengagumi pemikirannya yang visioner. Tidak banyak ekonom atau tokoh nasional yang mampu menyuarakan ide-ide yang menantang tanpa takut menghadapi berbagai konsekuensi. Faisal Basri adalah seorang pengecualian.Â
Beliau adalah cerminan dari seorang intelektual publik sejati, yang tidak hanya menguasai ilmu yang dipelajarinya, tetapi juga menggunakan ilmunya untuk kepentingan masyarakat luas.
Kehadiran Faisal dalam berbagai diskusi, seminar, maupun media selalu memberikan pandangan yang segar dan relevan. Dalam setiap penampilannya, ia membawa analisis mendalam yang berbasis data, sehingga argumennya selalu menjadi masukan berharga bagi para pembuat kebijakan dan masyarakat umum.Â