Mohon tunggu...
Yassi AfritaNur
Yassi AfritaNur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Hobi berolahraga seperti main volly karena dengan olahraga ini membantu menjaga kebugaran fisik, meningkatkan kesehatan, juga bisa bersosialisasi dengan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semiotika Menurut Charles William Morris

6 November 2024   14:59 Diperbarui: 6 November 2024   15:10 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Charles William Morris merupakan seorang filsuf dan semiotika sekaligus tokoh besar dalam semiotik. Charles William Morris lahir pada tanggal 23 mei 1901 yang bertempat di Denver, Colorado. Chales William Morris adalah murid dari Ferdinand de Saussure yang merupakan bapak Linguistik Modern. Charles William Morris berkontribusi dalam pengembangan teori semiotika modern. 

Menurut Morris semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda dan segala hal yang berhubungan dengan fungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lainnya. Morris menggangap semiotika sebagai pendekatan yang mempelajari perilaku, dimana kita sebagai manusia yang seringkali berinteraksi dengan tanda-tanda di sekitar kita. Chales W. Morris mengemukakan ada 3 teori tentang kajian semiotika, yaitu semantik, pragmatik dan sintaksis

a.Semantik

Semantik merupakan cabang dari semiotika yang mengkaji tentang hubungan antara tanda (sign) dan objek yang ditandainya. Dalam semiotika, semantik menjadi aspek penting untuk memahami bagaimana tanda-tanda menciptakan makna. Semantik berfokus pada makna dari sebuat tanda (sign) serta tanda tersebut mempresentasikan sesuatu di dunia nyata. Seperti Contoh kata "putih" merujuk pada sebuah makna warna putih. 

b.Pragmatik 

Pragmatik mengkaji tentang hubungan antara tanda dengan pengguna tanda dalam suatu konteks tertentu. Jadi pragmatik membahas tentang bagaimana tanda digunakan dalam situasi tertentu dan bagaimana makna tanda bisa berubah tergantung pada konteks situasi penggunanya. Seperti contoh "sudah makan?" kalimat tersebut bisa berubah maknanya tergantung pada konteks. (1) Bisa berupa ajakan untuk makan bersama (2) Hanya sekedar simpati atau ungkapan rasa kepedulian saja. 

c.Sintaksis

Sintaksis menyangkut hubungan antara tanda-tanda itu sendiri. Yang mana tanda-tanda dihubungkan dengan kaidah dan struktur kebahasaan yang lebih besar yang akan membentuk suatu makna utuh. Seperti contoh jika membeli produk kulkas maka didalam kardus kulkas terdapat buku paduan tutorial untuk menyetel kulkas tersebut. Teks dan gambar pada buku tutorial merupakan dua sistem tanda yang berbeda tetapi kedua saling bekerja sama dalam membentuk makna yang utuh 

Morris menekankan bahwa tanda tidak hanya simbol, tetapi juga melibatkan penggunaanya dalam konteks dan hubungannya dengan tanda-tanda itu sendiri. Dengan memahami ketiga aspek tersebut memudahkan dalam menganalisis makna yang terkandung didalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun