Mohon tunggu...
Yassi AfritaNur
Yassi AfritaNur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Hobi berolahraga seperti main volly karena dengan olahraga ini membantu menjaga kebugaran fisik, meningkatkan kesehatan, juga bisa bersosialisasi dengan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menjelajahi unsur intrinsik pada Around the World in Eighty Days

26 Juni 2023   16:51 Diperbarui: 14 Juli 2023   17:13 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel Around the World in Eight Days merupakan novel karangan dari Jules Gabriel Verne yaitu seorang penulis yang berasal dari Prancis yang lahir pada 8 Februari 1828. Jules Verne mendapatkan julukan sebagai Father of Science Fiction karena kontribusinya yang luar biasa dalam genre fiksi ilmiah. Novel ini diterbitkan pada 30 januari 1873.

Sinopsis novel Around the World in Eight Days.
Cerita ini bermula pada tanggal 2 Oktober 1872 di London yang menceritakan seorang pria kaya raya bernama Phileas Fogg  yang berasal dari London, Inggris. Ia merupakan anggota Perkumpulan Reformasi [Reform Club]. Anggota Perkumpulan Reformasi merupakan bangsawan dan petinggi lain di Inggris. Phileas Fogg terlibat diskusi sengit dengan perkumpulan Reformasinya mengenai artikel surat kabar yang dibuat oleh The Daily Telegraph mengenai pembukaan jalur kereta api di India, sehingga ia menegaskan bahwa siapa saja dapat melakukan perjalanan mengelilingi dunia dalam waktu 80 hari dan pada akhirnya pun ia melakukan pertaruhan sebesar 20.000 pound dengan teman perkumpulannya bahwa ia bisa mengelilingi dunia selama 80 hari. Ia mengelilingi dunia di temani oleh Passepartout yang merupakan pembantu barunya yang berasal dari Prancis karena Fogg telah memecat pembantu lamanya yaitu James Foster.

Tema dalam novel Around the World in Eight Days adalah petualangan, penjelajahan, keberagaman budaya serta tekad yang kuat. Novel ini menceritakan perjalanan Phileas Fogg dan Passepartout mengelilingi dunia selama 80 hari dengan menghadapi berbagai rintangan dan tantangan yaitu kejadian kesalahpahaman  perampokan, kecelakaan kereta api, perjalanan laut yang berbahaya, serta pertemuan dengan suku-suku asli dari berbagai negara dan benua yang memiliki tradisi atau kebudayaan yang berbeda-beda. Novel ini juga menunjukkan tema tekad yang kuat pada Phileas Fogg karena ia tidak menyerah dengan rintangan atau tantangan yang dihadapinya. Selain itu novel ini menceritakan tentang kemajuan teknologi pada masanya. Phileas Fogg telah memanfaatkan berbagai inovasi transportasi seperti kereta api, kapal, dan balon udara untuk melintasi perbatasan negara dan menghemat waktu.

Tokoh utama dan watak pada novel ini
Phileas Fogg: tokoh utama yang memiliki watak yang sangat teratur, konservatif, kaya raya namun hidup dengan sederhana dan tepat waktu
Jean Passepartout: pelayan baru Phileas Fogg yang ramah, lincah, dan cerdik
Detective Fix: detektif dari Scotland Yard yang mengejar Phileas Fogg yang di kira pencuri
Aouda: wanita india bersuku bangsa Parsi yang di selamatkan oleh Phileas Fogg dan Passepartout
Alur dalam novel ini adalah alur maju atau alur kronologis karena mengikuti urutan kronologis peristiwa yang terjadi, mulai dari awal perjalanan Phileas Fogg hingga akhirnya kembali lagi ke London secara berurutan dan melihat perkembangan cerita seiring berjalannya waktu.
Dalam alur klimaks karena terdapat peristiwa-peristiwa menegangkan dalam perjalanan seperti pada saat Phileas Fogg ditangkap oleh detektif Fix dan ketika menyadari bahwa mereka telah sampai di London dengan waktu yang cukup.

Latar/setting pada novel ini di mulai di London,Inggris pada tahun 1873. Perjalanan mereka dimulai dengan naik kereta api ke Suez, Mesir kemudian dilanjutkan ke India, melewati Calcutta dan Bombay, kemudian dilanjutkan perjalanan ke Hong Kong, setelah itu melintasi Laut Cina Selatan ke Yokohama, Jepang dan kemudian ke Amerika Serikat. Setelah meninggalkan Amerika Serikat mereka melintasi Samudra Atlantik dan kembali ke Eropa.

Gaya bahasa yang digunakan pada novel ini adalah menggunakan gaya bahasa yang deskriptif, puitis karena Jules Verne kata- kata yang detail untuk menggambarkan suatu objek seperti tempat-tempat yang dikunjungi oleh Phileas Fogg Dan detail alat-alat canggih yang digunakan. Jules Verne juga menyelipkan gaya bahasa humor serta situasi lucu yang terjadi selama perjalanan Phileas Fogg.

Pesan yang disampaikan adalah bahwa melalui perjalanan dan pengalaman baru, kita dapat melihat dunia dengan cara yang berbeda, memahami budaya dan orang-orang berbeda, mengembangkan pikiran yang lebih terbuka dalam menghadapi setiap masalah serta mendorong pembaca untuk memperluas wawasan.

Kelebihan dari novel ini adalah karakter utama yang menarik, konsep petualangan menarik, penggambaran tempat dan budaya yang dikunjungi oleh tokoh digambarkan dengan sangat baik dan detail.
Kekurangannya; penggambaran karakter selain tokoh utama cenderung kurang terperinci.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun