Kamis, 3 Mei 2018 rombongan ATVI Hunting Fotografi bersiap-siap untuk berangkat ke Cirebon, dengan menggunakan transportasi kereta eksekutif. Malam sebelum berangkat ke Cirebon rasanya sangat tegang dan tidak sabar menunggu datangnya pagi hari.
Pagi hari pun tiba, tibalah saatnya untuk bersiap-siap menuju ke Stasiun Gambir. Jalanan masih sepi karena berangkat ke stasiun matahari belum menampakkan diri. Sampailah distasiun, sampai di sana langsung disambut teman-teman yang sudah duluan datang. Kemudian semua berkumpul di lobby untuk diberi pengarahan dan dibagikan tiket kereta satu-persatu.
Selesai pengarahan, naik ke atas untuk memasuki gerbong kereta yang sudah ditentukan. Kemudian  menuju ke kursi masing-masing yang sudah ditentukan oleh panitia. Barang semua sudah tertata rapi kemudian keretapun mulai berjalan menuju ke kota tujuan Cirebon.
Banyak aktivitas yang dilakukan di dalam kereta untuk menghilangkan suntuk selama perjalanan. Mulai dari bercanda bersama teman sebangku, menikmati pemandangan selama perjalanan, jalan-jalan di gerbong kereta, memotret keindahan sekitar dari dalam gerbong kereta, dan masih banyak lagi aktivitas mereka selama perjalanan.
Hingga tak terasa kota Cirebon sudah ada di depan mata. Sampai di sana terdapat 4 bus pariwisata yang siap menghantarkan ketempat-tempat yang sudah ditentukan. Setelah semua naik ke bus masing-masing langsung saja bus menuju ke tempat pertama yaitu Taman Budaya Hati Tersuci.
Di bus banyak teriakan-teriakan "panas pak, ac nyalain". Padahal saat itu ac sudah dalam keadaan menyala, entah karena kurang dingin ac nya atau karena memang cuacanya yang terlalu panas. Rasa lapar datang menghampiri, tetapi sampai di Taman Budaya Hati Tersuci disambut dengan Nasi jamblang. Perut yang sudah lapar pun membawa kita untuk segera menyantap makanan khas dari daerah tersebut.
Nasi jamblang adalah nasi yang dibungkus dengan daun jati. Dan dilengkapi dengan lauk pauk seperti tempe, telur dadar, sambal cabai dan lain-lain. Kenapa harus dengan daun jati untuk membungkus nasi jamblang, karena daun jati memiliki bau aroma yang khas selain itu agar nasi tidak cepat basi. Perut sudah terisi, waktunya melanjutkan kegiatan untuk motret lingkungan Taman Budaya Hati Tersuci.
 Usai sudah semua kegiatan di Taman Budaya Hati Tersuci waktunya melanjutkan perjalanan menuju Keraton Kesepuhan. Didekat Keraton Kesepuhan terdapat masjid Sang Cipta Rasa dimana besok kembali kesini lagi untuk melaksanakan solat jumat di masjid tersebut bagi yang menjalankan. Keraton Kesepuhan ini masih sering digunakan untuk acara-acara ritual penting.
Cuaca yang panas tidak menyurutkan semangat untuk terus mengeksplore Keraton Kesepuhan yang memiliki banyak sejarah didalam nya. Belum sempat mendapatkan foto yang sesuai harapan tapi perjalanan harus dilanjutkan kembali. Ingin protes tapi itu sudah ketentuan karena masih banyak tempat yang harus dikunjungi. Perjalanan pun dilanjutkan kembali menuju ke Desa Gerabah Sitiwinangun.
Ketika sudah hampir sampai bis berhenti di pinggir jalan karena ragu-ragu apakah itu jalannya atau bukan. Pihak travel pun menelpon pihak yang ada di Desa sitiwinangun. Akhirnya ada bapak polisi datang dan siap mengawal sampai tujuan. Bapak camat, Pak Lurah serta pejabat setempat menyambut dengan ramah kedatangan kami.
Sebelum mengeksplor desa Gerabah Sitiwinangun ada acara sambutan dan penjelasan singkat tentang desa Gerabah Sitiwinangun. Sangat disesalkan karena sampai di sana sudah sepi dari kegiatan pembuatan Gerabah. Kata pendamping perjalanan yang asli masyarakat daerah tersebut kalau ingin melihat proses pembakaran Gerabah harusnya datang lebih awal.