Mari bertukar rima, untuk lengkapi sajak yang hendak kita cipta
Usah pusingkan negara yang tak kunjung berbenah, atau ratapi dunia yang tak lagi ramah
Bumi ini perlu keindahan
Tak perlu sempurna, cukup seperti langit senja di Terminal Rajabasa hari ini
Sapuan langitnya merah merona, lantas menghitam dikeroyok asap pekat hitam dari lubang knalpot bus-bus rombeng, yang masih dipaksa mencari uang sewa
Kekasihku, hidup memang tak selalu indah
Sama tak indahnya dengan bus ekonomi yg aku tumpangi menuju Pelabuhan Bakauheni saat ini
Tapi, kita bisa menciptakan keindahan dalam hidup kita sendiri
Cinta, itulah yang mampu mengindahkan hari-hari kita
Cinta, sebuah kata yang tak berwujud nyata, tapi hadirnya mengubah segala
Perempuanku, mari satukan jemari kita di pena perjuangan
Lalu, kita cucuk pena itu dengan tinta darah bercampur keringat kita yang menyatu
Berdua, kita goreskan tinta itu di lembaran-lembaran kehidupan kita
Lantas, kita serahkan semuanya di altar Tuhan. Percayalah, kita adalah pemenang di topangan Tangan-Nya
(Bandar Lampung, 1 Juli 2011)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H