Mohon tunggu...
yas niar
yas niar Mohon Tunggu... Lainnya - yasniar

Masih ada langit di atas langit ✨

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Model Pembelajaran Proyek untuk Mengembangkan Kreativitas Anak

16 November 2020   04:09 Diperbarui: 16 November 2020   04:34 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia anak memang dunia Bermain, untuk meningkatkan aspek-aspek perkembangan tentu juga lewat bermain. Banyak sekali permainan yang dapat dilakukan untuk menstimulasi kreativitas anak. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan proyek.

Pendekatan proyek adalah strategi yang dapat bunda atau tanda gunakan untuk mengembangkan prinsip Bermain sambil belajar serta dapat menjadikan anak sebagai pusat di pelaksanaan pembelajaran anak usia dini.

Salah satu ahli mengungkapkan bahwa salah satu program yang dapat dilakukan untuk mengembangkan strategi bermain dan pusatnya terletak dianak yaitu dengan pendekatan proyek ( Dovkett, 2002: 241). Dewey menyatakan bahwa pendekatan proyek merupakan model pembelajaran learning by doing .

Maksudnya yaitu proses belajar diperoleh dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh anak baik itu sendiri atau berkelompok, serta bagaimana anak melakukan pekerjaan sesuai dengan langkah dan segala rangkaian tingkah laku tertentu yang dilakukan anak (Moeslichatoen, 2004; 137).

Dengan pengetahuan yang di dapat oleh anak ketika melakukan sesuatu secara mandiri, tentu mampu membuat anak mengingat hal tersebut karena bisa menjadi kegiatan yang bermakna buat anak, bahkan dapat membuat anak menambah pemahaman lebih luas, membuat anak menjadi rasa ingin tahu yang besar, serat anak akan merasa memiliki penghargaan tersendiri.

Oleh karena itu pendekatan proyek merupakan pendekatan yang mampu membuat segala kegiatan terpusat pada anak dan anak bisa menjadi subjek didalam proses pembelajaran. Adapun tujuan dari pendekatan proyek tersebut ialah :

1. Anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Pendekatan proyek mampu membuat anak mendapatkan pengetahuan serta keterampilan, dalam pembelajaran nya anak akan memperoleh , mengemukakan, mengeksplorasi ide-ide, informasi, serta gagasan-gagasan yang didapat dari kegiatan yang belum di dapat dari kegiatan yang dilakukan.

Hal tersebut dapat mengembangkan kemampuan kognitif/fisik anak. Selain itu juga dapat membangun pengetahuan anak melalui berbagai macam kegiatan dalam menghubungkan Antara hubungan objek dengan ide yang terkandung dalam objek atau permainan itu sendiri sehingga anak dapat memahami maknanya.

2. Meningkatkan kompetensi sosial anak.

Pendekatan proyek mampu meningkatkan kompetensi sosial anak, tentu kompetensi sosial bibi terbentuk dari kemampuan anak untuk berkerjasama dengan baik, saling menghargai satu sama lain, berbagai, berkomunikasi yang baik, menaati peraturan yang ada di dalam permainan serta langkah-langkah dalam bermain dengan tertib, serta anak mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan teman-temannya.

3. Mengembangkan karakter anak.

Pendekatan proyek mampu meningkatkan karakter/ disposisi yang positif yaitu rasa ingin tahu kreativitas, tanggung jawab, kemandirian, serta inisiatif. Hal tersebut dapat mengembangkan aspek moral anak.

4. Mengembangkan emosi/perasaan anak.

Dengan pendekatan proyek dapat memunculkan emosi positif atau negatif anak, misalnya perasaan percaya diri, rasa tidak mampu cemas, rendah diri, malu dll.  Akan tetapi diharuskan memunculkan emosi positif saja.

Dapat kita simpulkan bahwa tujuan dari pendekatan proyek ini yaitu mampu memunculan serta mengembangkan semua aspek perkembangan anak, tentu perkembangan tersebut harus terpadu menjadi satu tanpa terpisah-pisah.

Dalam melakukan pembelajaran proyek tentu memiliki cara/langkah-langkah dalam melakukan pembelajaran proyek, sebagai berikut :

Tahap pertama yang harus kita lakukan yaitu memilih topik. Topik yang di ambil hari kongkrit dan dekat dengan lingkungan anak. Guru dan anak harus membuat kesepakatan tentang topik yang harus diambil.

Tahap kedua yaitu melakukan eksplorasi. Pada tahap ini anak harus distimulus agar doaat. Mengungkapkan berbagai pertanyaan, komentar atau ide-ide yang sesuai dengan topik.

Tahap ketiga yaitu pengorganisasian. Pada tahap ini semua ide-ide dan pertanyaan anak dikembangkan menjadi kegiatan belajar yang lebih eksploratif. Serta tidak lupa membuat dokumen berupa foto/video, menulis dll.

Tahap keempat yaitu diskusi/ representasi. Pada tahap ini anak akan berbagi, mencari solusi, jawaban serta berbagai perasaan berupa ungkapan tentang kegiatan yang dilakukan. Dan membandingkan antara pengetahuan awak dan pengetahuan setelah melakukan pembelajaran.

Tahap kelima yaity ringkasan dari semua kegiatan. Pada tahap ini merupakan puncak dari semua rangkaian kegiatan atau pengalaman didalam melakukan kegiatan. Guru melakukan evaluasi dengan anak-anak tentang apa yang telah dipelajari serta apa saja yang telah dicapai.

Selanjutnya beberapa kegiatan yang mencerminkan kegiatan bermain proyek dapat meningkatkan kreativitas anak. Contohnya saja ditema air. Hal pertama yang harus dilakukan oleh guru yaitu melakukan eksplorasi tentang air, misalnya bagaimana rasanya air, sifat-sifat air, dan warna air.

Selain itu kegiatan yang dapat dilakukan seperti mencampur air dengan tepung terigu dan bahan-bahan lainnya untuk membuat play dough, melukis dengan air, Bermain botol semprot, bermain dengan selang untuk menyiram, membuat hujan, mencuci boneka atau peralatan lainnya. 

Bentuk kegiatan lainnya yaitu membuat hiasan dinding dengan kertas origami, membuat gantungan jendela dengan kertas origami, membuat topi dari kertas karton, membuat bangunan dari balok atau lego.

sekian tulisan saya kali ini, semoga bermanfaat :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun