Mohon tunggu...
Yasmin Nandayana
Yasmin Nandayana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik

7 November 2024   19:47 Diperbarui: 7 November 2024   20:04 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik

 

Teori belajar behavioristik berfokus pada cara memahami sifat atau perilaku seseorang melalui pengamatan dan pengujian perilaku yang bisa dilihat, bukan melalui proses dalam tubuh atau pikiran yang tidak terlihat. Teori ini menekankan pentingnya pengamatan yang cermat untuk mempelajari dan memastikan tidak ada perubahan perilaku tanpa alasan yang jelas. 

Dalam teori behavioristik, belajar terbagi menjadi dua komponen utama: stimulus dan respons. Ini sering disebut teori S-R (Stimulus-Respons). Stimulus adalah rangsangan yang diberikan untuk mendorong atau mempengaruhi suatu perilaku, sedangkan respons adalah reaksi atau tanggapan yang terjadi setelah stimulus diberikan. Menurut teori ini, belajar adalah proses perubahan perilaku yang terjadi karena adanya interaksi antara stimulus dan respons.  Teori ini berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang bisa diukur, diamati, dan dinilai. Singkatnya, belajar terjadi karena adanya hubungan antara rangsangan (stimulus) dan reaksi (respons) yang muncul sebagai hasil dari interaksi tersebut. 

Sedangkan pada teori belajar humanistik sangat menekankan pada apa yang dipelajari, bukan hanya pada proses belajarnya. Teori ini fokus pada konsep pendidikan yang bertujuan untuk membentuk manusia yang ideal dan memanusiakan manusia. Pendidikan humanistik bertujuan membantu siswa beradaptasi dengan perubahan, belajar cara belajar, menyelesaikan masalah, dan menghadapi tantangan hidup. Secara sederhana, teori humanistik melihat proses belajar dari sudut pandang siswa itu sendiri, bukan dari sudut pandang pengamat atau orang lain. Dengan demikian, teori ini menempatkan nilai kemanusiaan sebagai yang utama dalam proses pendidikan.

Dalam teori belajar humanistik belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri . Arthur W. Combs menjelaskan bagaimana persepsi ahli-ahli psikologi dalam memandang tingkah laku. Untuk mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana dunia ini dilihat dari sudut pandangnya. Menurut Arthur Combs belajar yang paling baik adalah belajar yang bermakna bagi pembelajarnya. 

Teori Maslow mengatakan bahwa ada lima macam kebutuhan manusia yang berjenjang ke atas, dan kebutuhan yang lebih tinggi akan timbul jika kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi. Lima kebutuhan itu antara lain: 

  • Physiological Needs (Kebutuhan Fisiologis):  kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, seperti makan, minum, tidur, dan bernafas. Kebutuhan ini sangat penting, dan tanpa memenuhinya, seseorang sulit fokus pada kebutuhan lainnya.
  • Safety Needs (Kebutuhan rasa aman): Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, orang membutuhkan rasa aman dan perlindungan, baik secara fisik maupun emosional. Kebutuhan ini mencakup tempat tinggal yang nyaman, kesehatan, dan lingkungan yang stabil tanpa ancaman.
  • Belongingness and Love Needs (Kebutuhan untuk dicintai dan kasih sayang): Seseorang juga membutuhkan hubungan sosial, seperti pertemanan, keluarga, dan cinta. Merasa dicintai dan diterima membuat seseorang merasa terhubung dengan orang lain dan mengurangi perasaan kesepian.
  • Esteem Needs (Kebutuhan Harga Diri): Setelah kebutuhan sosial terpenuhi, seseorang membutuhkan rasa dihargai dan dihormati. Ini mencakup kepercayaan diri, pencapaian, dan perasaan bahwa dirinya bernilai serta dihargai oleh orang lain.
  • Self-Actualization Needs (Kebutuhan Aktualisasi Diri): Orang yang mencapai tahap ini fokus pada pengembangan diri, mengejar tujuan yang bermakna, dan menggunakan bakat serta kemampuannya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Jadi, Teori behavioristik menekankan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku yang dapat diamati dan diukur, yang terjadi melalui interaksi antara stimulus (rangsangan) dan respons (reaksi). Sementara itu, teori humanistik lebih fokus pada membentuk manusia yang ideal dengan menempatkan nilai kemanusiaan sebagai yang utama, di mana belajar dianggap berhasil jika bermakna bagi individu dan membantu mereka memahami diri serta lingkungannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun