Proses perkembangan ini melibatkan interaksi antara pertumbuhan fisik dan pematangan saraf otak dengan pengalaman yang dialami anak sehari-hari. Dengan kata lain, perkembangan adalah peningkatan dalam kemampuan organ-organ tubuh untuk berfungsi dengan baik.Â
Dalam psikologi, terdapat beberapa teori mengenai tahapan perkembangan anak. Salah satu teori terkenal adalah teori dari Jean Piaget, yang membagi perkembangan anak menjadi empat tahap berdasarkan usia:Â
- Usia 0--2 tahun (Sensorimotorik): Pada tahap ini, perkembangan otak anak berlangsung sangat cepat, mencapai sekitar 80% dari total kapasitas otaknya. Anak belajar memahami dunia melalui gerakan tubuh dan pancaindra, seperti melihat, menyentuh, dan mendengar.
- Usia 2--7 tahun (Praoperasional): Di sini, anak mulai bisa berpikir dan belajar hal-hal dari sudut pandangnya sendiri atau egosentris. Mereka mulai belajar bicara dan menyusun konsep dasar meskipun belum bisa berpikir secara logis.
- Usia 7--11 tahun (Operasional Konkret): Anak-anak pada tahap ini mulai memahami konsep logis dan konkret, seperti menghitung atau memahami urutan waktu. Mereka juga mulai bisa melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
- Usia 11 tahun ke atas (Operasional Formal): Anak sudah mampu berpikir secara abstrak, membuat rencana, dan menganalisis situasi dengan lebih kompleks. Mereka juga mulai mampu merumuskan ide-ide yang lebih kreatif dan berpikir kritis.
Sementara itu, teori Vygotsky menekankan bahwa perkembangan anak tidak selalu mengikuti tahapan tertentu, melainkan lebih dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya tempat mereka dibesarkan. Anak berkembang dengan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, seperti orang tua, guru, atau teman sebaya.Â
Perkembangan PsikomotorikÂ
Perkembangan motorik berkaitan dengan kemampuan anak untuk mengendalikan gerakan tubuhnya. Kemampuan ini terbagi menjadi motorik kasar, seperti berjalan, berlari, dan melompat, serta motorik halus, seperti menggenggam, meraih, atau menulis. Perkembangan motorik penting bagi anak agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik dan lebih mandiri.Â
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak antara lain:Â
- Faktor Genetik: Gen yang diwariskan dari orang tua turut menentukan potensi perkembangan motorik anak. Misalnya, anak yang lahir dengan kecenderungan genetik tertentu mungkin memiliki kemampuan motorik yang lebih cepat berkembang.
- Faktor Lingkungan: Lingkungan yang mendukung, seperti adanya ruang bermain yang aman, dapat membantu anak mengasah keterampilan motoriknya. Sebaliknya, lingkungan yang kurang memadai bisa menghambat perkembangan gerak anak.
- Kondisi Kesehatan Saat Lahir: Kondisi kesehatan ibu selama kehamilan, seperti nutrisi yang cukup dan kesehatan emosional, dapat mempengaruhi perkembangan bayi. Anak yang lahir prematur atau mengalami masalah kesehatan saat lahir seringkali mengalami keterlambatan dalam perkembangan motoriknya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H