Hoaks adalah informasi yang tidak benar, tidak memiliki dasar yang sudah teruji baik secara ilmiah maupun non-ilmiah. Hoaks juga disebut sebagai berita yang di rekayasa atau di manipulasi secara sengaja. Tujuan dari hoaks ini adalah untuk menutupi berita yang sebenarnya. Penyebar berita hoaks dapat dijerat KUHP, Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Oleh karena itu, perlu hati-hati dalam berbagi informasi.
Di Indonesia kata hoaks sudah tidak asing lagi, data kemenkominfo menyebutkan bahwa ada sekitar 800.000 situs yang terindikasi sebagai penyebar infromasi palsu. Hoaks muncul akibat terbatasnya pengetahuan mengenai dunia luar, selain mencari sensasi atau perhatian, minat literasi di Indonesia juga menjadi faktor munculnya hoaks, rendahnya tingkat literasi di Indonesia menyebabkan banyak orang yang tidak membaca keseluruhan berita, hanya membaca judulnya saja. Hal ini menyebakan pembaca tidak berpikir ulang dan segera menyebarkannya. Selain itu, sumber informasi yang di dapat juga menjadi faktor kuat dari munculnya hoaks, seseoran akan cenderung percaya jika ia mendapatkan informasi dari orang yang ia percaya, seperti orang tua, saudara kandung, atau sahabat. Padahal, informasi dari orang terdekat pun tidak menjamin kebenaran dari suatu informasi. Hoaks juga tidak dapat terlepas dari media sosial, semakin banyak kita mengkonsumsi suatu berita hoaks di media sosial maka kita akan semakin percaya bahwa berita itu benar walaupun belum teruji kebenarannya.
Berita hoaks menimbulkan banyak dampak negatif, berita hoaks akan merugikan masyarakat, hoaks sama dengan penipuan, banyak masyarakat yang akan rugi materi bahkan nyawa jika termakan berita hoaks, contohnya berita vaksinasi covid-19 yang menciptakan varian baru covid, berita ini jelas tidak benar, berita ini menyebabkan banyak orang Indonesia yang tidakÂ
mau melakukan vaksinasi dan memiliki risiko tinggi untuk terpapar covid-19 yang dapat menghilangkan nyawa seseorang. Berita hoaks juga dapat menimbulkan perpecahan, berita bohong dapat mengadu domba kelompok atau memunculkan perbedaan pendapat, suatu kelompok membenarkan informasi yang salah, sedangkan kelompok lainnya tidak percaya atas informasi yang salah tersebut. Menimbulkan opini yang negatif juga merupakan bahaya dari berita hoaks, dalam berita hoaks bisa tertuju pada seseorang yang direkayasa digambarkan negatif sehingga masyarakat akan beropini negatif. Dampak berita hoaks yang tidak kalah bahayanya adalah tidak percaya fakta, seiring berjalannya waktu seseorang yang sering mengonsumsi berita hoaks akan sulit membedakan antara berita yang benar dan berita yang salah, bahkan cenderung tidak percaya pada berita yang benar, walaupun sumber dari berita itu resmi dan akurat.
Untuk menghindari berita hoaks yang beredar, kita perlu mengebali ciri-ciri dari berita hoaks. Ciri yang paling mudah dilihat adalah sumber informasi nya tidak jelas, tidak tercantum nama penulisnya, dan cenderung memojokkan pihak tertentu. Berita hoaks akan menggiring emosi yang berlebihan, tidak hanya marah melainkan rasa kasihan, bahagia, dan sedih karena dalam berita hoaks terkandung kata-kata provokatif dan fanatik akan suatu hal. Kemudian, berita hoaks biasanya berisi kebencian antarkelompok sehingga menimbulkan perpecahan. Biasanya struktur kepenulisannya berantakan, seperti banyak nya tanda seru atau huruf kapital.
Banyaknya berita hoaks yang beredar di Indonesia, kita sebagai masyarakat harus membetengi diri agar tidak termakan berita hoaks. Pertama, cermati judul, judul dari berita hoaks biasanya provoaktiv agar lebih cepat menggiring suatu opini, jika menemukan judul yang berciri ini, sebaiknya memastikan terlebih dengan mencari refrensi berita yang terdapat di situs resmi. Kedua, cermati situs. Berita hoaks biasanya menggunakan blog yang belum terverivikasi resmi sehingga informasinya bisa meragukan. Ketiga, ikuti grup diskusi anti hoaks. Dalam grup diskusi ini akan membahas mengenai berita-berita yang berisiko menimbulkan hoaks, kemudian akan di cermati dengan berdiskusi apakah berita ini hoaks atau tidak. Keempat, jangan terburu-buru membagikan berita. Berita hoaks memang biasanya mengejutkan dan pasti ingin sekali cepat-cepat memberi tahu kerabat, tetapi sebelum memutuskan untuk membagikannya, perlu untuk memastikannya terlebih dahulu dengan bersikap kritis agar tidak ada yang rugi akibat berita tersebut.
Banyaknya bahaya dari berita hoaks menjadikan alasan untuk tidak membuat atau membagikan berita hoaks. Bukan hanya bahaya untuk orang lain tetapi kita sendiri bisa rugi. Berhenti membagikan berita hoaks, cermati sebelum berbagi bisa jadi langkah awal kita dalam memerangi berita hoaks.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H