Riana di tuduh oleh seluruh siswa yang membela Akira, tapi Akira malah senang saat Daniel datang untuk memanggil Riana ke ruang OSIS. Setelah pulang sekolah Riana menuju ruang OSIS dengan baju yang masih agak basah, dia hanya menunduk menerima cemooh dari murid lain, Riana membuka pintu dan melihat Daniel sedang duduk di sana.
"Duduk lah di sana, Riana..." Daniel menunjuk tempat duduk di depannya. Riana duduk disana dan masih menunduk tidak berani untuk berbicara.
"Riana...apakah kamu melakukan itu pada Akira?" Daniel membuka Laptop nya, tapi Riana hanya menggelengkan kepalanya dengan lesu, Riana menahan air matanya agar tidak keluar dari mata nya.
"Aku sedikit percaya kepadamu...aku menemukan beberapa video sebelum Kamera pengawas di tutup oleh kelompok itu" Kepala Riana terangkat melihat Daniel.
"Kamera pengawas? kelompok itu?" Riana memiringkan kepalanya.
"Ya...lihatlah rekaman ini" Daniel menyodorkan Laptop nya kepada Riana. Riana terkejut bahwa ia melihat Akira membawa anak yang mengaku bahwa Riana yang meletakkan ember di atas pintu sebelum salah satu dari kelompok itu meleparkan sesuatu ke kamera pengawas hingga buram, mereka juga mengenakan pakaian yang berbeda.
"Itu...itu Akira dan anak yang mengaku tadi!"
"Aku juga tahu itu, mereka licik sekali..." Daniel menghela nafas dan memikirkan sesuatu.
"Jadi... apa yang harus kita lakukan sekarang?" Riana melihat Daniel.
"Kita akan ikuti permainan mereka saja, Riana...semoga saja kamu kuat dengan semuanya" Daniel berdiri dan memberi Riana jaket untuk menutupi tubuhnya. Riana terkejut dan menunduk sekali lagi.
"Aku akan mengawasi mu dari belakang dan ingat ini...beritahu semua yang terjadi padamu dan jangan sampai kamu berbohong kepadaku dan satu lagi, aku akan memanggil mu ke sini saat terdengar kucing mengeong" Riana memiringkan kepalanya lagi.