Mencontek, dalam konteks pendidikan, sering dianggap sebagai cara yang mudah untuk menghindari kesulitan dalam ujian atau mengerjakan tugas. Namun, meskipun  memberikan hasil yang cepat, mencontek sebenarnya merugikan dalam jangka panjang, baik bagi diri sendiri maupun untuk sistem pendidikan.
Dari sisi diri sendiri, mencontek menghambat perkembangan keterampilan dan pemahaman yang sebenarnya.Â
Siswa yang terbiasa mencontek tidak akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di dunia nyata. Sebagai contoh, dalam pekerjaan atau kehidupan profesional, kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara mandiri sangatlah penting, dan ini hanya bisa diperoleh melalui usaha belajar yang sungguh-sungguh, bukan dengan jalan pintas (mencontek).
Dari perspektif sistem pendidikan, mencontek dapat merusak integritas akademik dan mengurangi kualitas pendidikan itu sendiri. Jika kebiasaan ini dibiarkan, maka standar kompetensi lulusan akan menurun, dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan bisa goyang. Ini juga dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat di mana kompetisi tidak lagi berdasarkan kemampuan nyata, tetapi berdasarkan kemampuan untuk menghindari deteksi.
Namun, kita juga perlu melihat faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk mencontek, seperti tekanan akademik yang tinggi, kurangnya pemahaman terhadap materi, atau bahkan ketidakseimbangan dalam sistem pendidikan yang lebih mengutamakan hasil daripada proses pembelajaran.Â
Oleh karena itu, penting bagi sekolah dan institusi pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran secara menyeluruh, di mana siswa merasa dikuatkan untuk berusaha dan belajar dengan cara yang jujur dan bermartabat.
Secara keseluruhan, mencontek tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga merusak kualitas dan integritas pendidikan. Untuk itu, perlu ada upaya bersama antara siswa, guru, dan pihak sekolah untuk mencegah praktik ini dan menciptakan budaya akademik yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H