ramadhan. Tak terkecuali umat muslim di Indonesia. Bahkan rasanya berminggu-minggu sebelum datangnya ramadhan pun masyarakat di Indonesia sudah lebih dulu kocar-kacir menyiapkan berbagai hal, apalagi para ibu rumah tangga yang nantinya akan kerja lembur mulai dari sebelum ayam berkokok hingga malam naik ke permukaan.Â
Umat muslim di seluruh penjuru dunia menunggu-nunggu datangnya bulan suciTak hanya suasana saat ramadhan yang membuat masyarakat menunggu-nunggu bulan suci ini, tetapi juga suasana sebelum ramadhan yang mungkin tidak bisa kita temui di negara lain. Terbayang bukan, sebesar apa rasa cinta masyarakat Indonesia pada bulan suci ramadhan?
Islam bukanlah agama satu-satunya yang ada di Indonesia. Terdapat enam agama yang diakui secara resmi di Indonesia. Walaupun agama Islam merupakan mayoritas agama yang dianut masyarakat, bukan berarti agama lain menjadi tidak lebih dianggap atau bahkan mendapatkan perlakuan tak menyenangkan sebagai minoritas.Â
Indonesia terkenal dengan toleransi antar masyarakat beragama yang tinggi. Tak hanya bulan suci ramadhan yang disambut oleh masyarakat, tetapi juga banyak hari penting atau peringatan yang berasal dari lima agama lainnya yang juga dengan meriah disambut setiap tahunnya. Tiap umat beragama saling menghargai peringatan-peringatan yang dilakukan agama lainnya, bahkan terkadang ikut serta memeriahkan.
Rupanya, kemeriahan bulan ramadhan yang fenomenal ini tak hanya dinikmati oleh umat muslim saja. Seluruh bagian masyarakat di Indonesia, tak dibedakan oleh agama, turut senang dan menunggu-nunggu hingar bingar kemeriahan ramadhan. Seluruh bentuk perayaan, acara, dan euforia nya bisa dinikmati oleh seluruh bagian masyarakat, tak terkecuali penganut agama lain selain Islam.
Warteg Bergorden
warteg yang tetap menerima pelanggan di jam berpuasa.Â
Salah satu ciri paling khas yang menandakan bulan ramadhan segera tiba adalah gorden di berbagai restoran atau warung makan. Ini merupakan hal yang selalu dilakukan oleh restoran besar maupun sekadar warung tegal atau"Biar tetep ngehargain orang-orang yang puasa, makanya masang gorden, jadi tetep bisa nerima pelanggan," ucap Bu Entin, seorang pemilik warteg kecil di kelurahan Tegak Munjul, Purwakarta.
Pemasangan gorden ini tak hanya untuk menghargai umat muslim yang berpuasa, tetapi juga supaya masyarakat yang tak menjalani ibadah puasa tetap bisa menyantap hidangan di tempat umum tanpa merasa segan dan canggung. Fenomena ini menunjukkan sikap toleransi yang tinggi antar umat yang menjalani ibadah puasa dan yang tidak serta menjalani.
Beberapa restoran atau warung makan justru memilih untuk tutup di waktu berpuasa dan baru menerima pelanggan di waktu sahur dan berbuka.Â
Di beberapa daerah, pemasangan gorden ini dijadikan aturan resmi yang harus dipatuhi restoran atau warung makan yang ingin tetap buka di waktu berpuasa. Daerah-daerah tersebut di antaranya adalah Bekasi, Tangerang Selatan, dan DKI Jakarta. Ini merupakan upaya pemerintah untuk menjaga perekonomian masyarakat dengan tetap menunjukkan sikap toleransi umat beragama.