Mohon tunggu...
Yasmin Affaf
Yasmin Affaf Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas negri jakarta

saya adalah mahasiswa universitas negeri jakarta yang suka membaca dan mendengar musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebab serta Solusi Kemacetan di Jakarta dengan Pendekatan Sosiologi dan Geografi

20 Desember 2023   07:50 Diperbarui: 20 Desember 2023   08:13 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terlintas dipikiran kalian jika mendengar kata "Jakarta" ?
panas, macet, dan lain lain

    Jakarta sering kali disandingkan dengan kata Macet.  Kemacetan di Jakarta memang sudah dianggap hal yang lumrah oleh sejumlah masyarakat. Saya disini ining mempaparkan beberapa penyebab kemacetan yang biasanya terjadi di Jakarta.

   Dilansir dari detiknews, Kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta terjadi karena beberapa perkara. Salah Satu faktornya Adala kebijakan  100% Work From Office (WFO). Lalu selain kebijakan bekerja di kantor atau work from home wakil Gubernur DKI Jakarta menyatakan bahwa peningkatan ukuran kendaraan di Jakarta ini terjadi karena masyarakat mulai beraktivitas secara rutin.

 Bisa dibilang kemacetan lalu lintas di Jakarta disebabkan oleh tingginya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, dengan peningkatan sekitar 9% per tahun, sedangkan pertumbuhan panjang atau luas jalan tidak melebihi sekitar 0,01%. Jumlah kendaraan bermotor di Jakarta pada tahun 2022 mencapai 26,4 juta kendaraan yang terdiri dari 17,3 juta sepeda motor dan 3,8 juta mobil penumpang. 

   Untuk waktunya kemacetan terjadi pada pukul 7 (tujuh) hingga pukul 8 (delapan) pagi yang mana bisanya orang orang mulai berangkat beraktifitas seperti pergi kekantir atau pun berangkat sekolah dan  pukul 5 (lima) hingga 6 (enam) sore dimana orang orang mulai pulang kembali kerumah masing masing, lalu  untuk waktu tempuh, menempuh jarak 10 (sepuluh) kilometer bisa menghabiskan  23 hingga 25 menit pada pagi hari dan 29 hingga 32 Menit pada di waktu petang. 

   Selain itu, ada juga kebiasaan orang di Jakarta yang membuat macet yaitu parkir kendaraan di pinggir jalan. Bukan hanya pesepeda motor yang sering kali di jumpai parkir sembarangan tetapi kendaran Mobil pun sering kali kita jumpai memarkir secara sembarangan dan tidak tertata rapi di jalanan ibu kota Jakarta ini.

   Jadi bisa di simpulkan banyak sekali penyebab kemacetan yang ada di Jakarta seperti mulainya kegiatan bekerja di kantor lagi atau work from office, jam sibuk atau pergerakan kendaraan yang terjadi bersamaan, lalu meningkatnya volume kendaraan di Jakarta, dan beragam faktor lainnya.

Untuk mengatasi masalah kemacetan di Jakarta ini ada beberapa solusi berupa program yang dikaji dari pendekatan aspek Ilmu Sosiologi dan Ilmu Geografi.

- Ilmu Sosiologi : Dengan pendekatan sosiologi  saya menyarankan pemerintah untuk membuat program kampanye agar lebih memilih menggunakan transportasi umum, dikarenakan banyak orang yang belum tau bahwa  bertapa mudahnya mengakses dan menggunakan trasportasi umum di Jakara, maka dari itu saya prinadi menyarankan agar di lakukan kampanye besar besaran yang dapat membuat banyak orang mengerti dan mengetahui bahwa menggunakan transportasi umum itu bukan hanya mudah, tetapi murah, dan nyaman. untuk memcipyalan Transportasi umum yang nyaman juga fi perlukan kontribusi masyarakan yang dapat dengan di siplin menjaga sikap dan prilaku untuk be

- Geografi : Dengan pendekatan Geografi  solusi yang saya sarankan adalah agar pembangunan atau pengguna lahan yang lebih berstruktur atau lebih baik. seperti memperjitungkan secara teliti dan detail dimana harus meletakkan pusat perbelanjaan dimana harus meletakkan perkantoran dan dimana harus meletakkan sekolahan. Selain itu membuat trasportasi umum seperti KRL (Kereta Rel Listrik), MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rail Transit), Transjakarta, Angkot, dan transportasi umum lainya meningkat fasilitasnya agar semua orang merasa nyaman dan aman saat menggunakan transportasi umum .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun