Mohon tunggu...
Yasmin Yastania Nasua
Yasmin Yastania Nasua Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UIN JAKARTA

Sabar untuk belajar dan belajar untuk sabar di setiap situasi..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menghadapi Mood Swing pada Wanita yang Datang Bulan

13 Desember 2020   10:30 Diperbarui: 15 Desember 2020   10:29 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

     Sebagaimana yang kita tahu bersama dan hal ini sudah pasti dirasakan oleh kaum hawa yang jika sudah mengalami datang bulan,  tanda wanita sudah cukup umur untuk dibuahi, mereka pasti secara teratur tiap bulannya mengalami menstruasi jika tidak terjadi pembuahan. Hal yang tidak nyaman dalam diri mereka entah itu sulit tidur, mudah menangis, suasana hati tidak stabil merupakan perubahan emosi yang sering dirasa wanita ketika datang bulan (mood swing). Merasakan sakit yang tak tertahankan dibagian perut, muncul jerawat, diare, perut kembung, dll merupakan suatu hal yang pasti akan dirasakan juga pada fisik wanita ketika sedang datang bulan. Tidak semua orang bisa dan tau cara menangani masalah kewanitaan ini. 

     Lantas pada kesempatan kali ini kita akan membahas alasan wanita kerap mengalami mood swing ketika sedang datang bulan. Premenstrual syndrome (PMS) merupakan salah satu gangguan yang paling umum pada wanita, Sebanyak 30-50% dari wanita mengalami gejala PMS, dan sekitar 5% merasakan gejala cukup parah yang berdampak besar pada kesehatan fisik dan fungsi sosial mereka. Sebanyak 10% lainnya mengalami PMS yang sangat parah hingga menyebabkan ketidakhadiran di sekolah ataupun di tempat kerja selama 1-3 hari setiap bulannya. PMS ditandai dengan perubahan yang cepat dalam suasana hati (misalnya, depresi, iritabilitas, kemarahan, agresi, mudah menangis, ketegangan, kecemasan), dan gejala fisik (misalnya ketidaknyamanan payudara, nyeri pada perut, sakit kepala, kembung, edema, kelelahan, insomnia) selama fase luteal akhir siklus menstruasi (Ramadani, 2012).

     Lalu banyak beberapa dari wanita yang sedang mengalami datang bulan, mereka tetap berolahraga seperti biasanya. Mereka tentu tidak menjadikan alasan datang bulan sebagai hambatan untuk tidak berolahraga seperti orang pada umumnya, hal ini alangkah lebih baik dilakukan karena sangat bermanfaat bagi kelancaran darah haid. Olahraga juga membuat badan sehat dan bugar. Nyeri haid (dismenore) dilaporkan sebagai keluhan ginekologis paling umum dan paling sering menyebabkan ketidakhadiran seseorang remaja ataupun dewasa dari kerja, sekolah ataupun aktivitas lainnya. Salah satu cara yang sangat efektif untuk mencegah dismenore ini adalah melakukan aktivitas olahraga. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kebiasaan olahraga dengan dismenore pada mahasiswi. Desain studi analitik ini adalah cross sectional study. Populasi adalah seluruh mahasiswi pre-klinik program studi pendidikan dokter Fakultas (Ayu, dkk, 2015).

     Kemudian sebagai wanita yang sedang mengalami datang bulan tentu mereka harus menemukan cara agar dapat mengatasi mood swing yang ia alami, hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki gaya hidup dengan meningkatkan aktivitas fisik dan pola makan yang sehat. Minimal dalam seminggu rutin berolahraga 2 kali, supaya badan bugar dan dapat mengurangi terjadinya PMS (Ramadani, 2012).

     Stres berpangaruh besar terhadap kejadian premenstrual syndrome. Gejala premenstrual syndrome akan semakin hebat jika didalam diri seseorang mengalami tekanan. Sres yang di alami remaja dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. Untuk mengurangi stres, dibutuhkan suatu cara salah satunya yaitu dengan memberikan teknik relaksasi otot progresif. Relaksasi otot progresif yaitu memusatkan suatu perhatian pada aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan keteganggan dengan melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan rileks (Bela, 2020).

Daftar Pustaka

Ramadani, M. (2012). Premenstrual Syndrome (PMS) Vol.7, No.1

Ayu, A. dkk. (2015). Hubungan antara kebiasaan Olahraga dengan Dismenore pada  Mahasiswi Pre-Klinik Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tahun Ajaran 2012-2013 Vol 4, No. 3

Bela, SD. (2020). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Stres Remaja Putri Saat Premenstrual Syndrome Universitas Kusuma Husada

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun