Mohon tunggu...
Yaslis Ilyas
Yaslis Ilyas Mohon Tunggu... profesional -

DR. Yaslis Ilyas, DRG. MPH. HIA. MHP. AAK; CEO Yaslis Institute; Pendiri: Perhimpunan Ahli Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia & Lembaga Anti Fraud \r\nAsuransi Indonesia\r\nE-mail:yaslisilyas@gmail.com; yaslisintitute@gmail.com; \r\nwww.yaslisinstitute.org\r\nPendidikan:\r\n1977 Dokter Gigi, F.K.G, Universitas Indonesia\r\n1984 Master of Public Health, School of Public Health, University of North Carolina at Chapel Hill, USA.\r\n1995 School of Public Health, University of California, Berkeley, USA.\r\n1998 DR.PH, Pascasarjana Universitas Indonesia.\r\n2000 MHP dan HIA, Health Insurance Association of America\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

BPJS Kedodoran; Rekruitment SDM Terlambaaat?

15 Februari 2014   20:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

BPJS Kedodoran; Rekruitment SDM Terlambaaat?

Salah satu determinant penting kedodorannya BPJS dalam menjalankan tugasnya karena perencanaan personel yang kurang baik. Sebenarnya pemimpin PT ASKES menyadari bahwa jumlah dan mutu personel masih kurang apalagi untuk mengemban tugas baru sebagai pelaksana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tampaknya terjadi keterlambatan dalam merencanakan personel baru. Tidaklah mengherankan kalau BPJS kedodoran untuk melakukan fungsi utamanya saja seperti: sosialisasi program, kerjasama dengan PPK dan pelayanan kepersertaan. Begitu banyak keluhan yang ditumpahkan oleh masyarakat terhadap jasa BPJS yang inferior. Betul-betul, mereka tidak siap untuk menghadapi lonjakan tinggi beban kerja ketika diresmikannya program JKN pada 1, Januari 2014.

Apakah BPJS tidak merencanakan personel dengan baik?

Sangat sulit dipercaya kalau pimpinan PT ASKES ketika itu mengabaikan perencanaan personel yang dibutuhkan untuk transformasi menjadi BPJS. Tapi kenyataannya memang BPJS tidak mempunyai tenaga dalam jumlah dan mutu yang cukup untu menjalankan tugasnya.

Penulis mencoba menelusuri informasi perencanaan SDM yang dilakukan PT ASKES. Dengan metode penelusuran informasi yang dapat digali di media elektronik diketahui sejumlah informasi penting berkaitan dengan issues perencanaan SDM BPJS. Pertama, Harian Suara Karya, pada tanggal 13 Nopember 2012 memberitakan bahwa PT ASKES menambah kantor pelayanan dari 48 kantor menjadi 150 kantor di seluruh Indonesia, saat ini sedang dilatih sekitar 1.000 karyawan baru untuk memperkuat divisi sumber daya manusia (SDM). I Gede Subawa (Dirut) menyampaikan saat itu jumlah karyawan PT Askes sebanyak2.975. Pertambahan akan terus dilakukan hingga pada tahun 2014, jumlah karyawan menjadi sekitar 6.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kedua,08 Maret 2013, REPUBLIKA.CO.ID, memberitakan PT Askes (Persero) berencana untuk menambah jumlah pegawai sebelum bertransformasi menjadi Badan BPJS. Direktur Utama PT Askes Fachmi Idris: “Kami punya sumber daya manusia sekitar2.000 pegawai. Sebanyak 500 pegawai diterima tahun lalu dan awal tahun menambah 1.500 pegawai lagi. Juli nanti akan tambah lagi sekitar 1.500 pegawai," Menurut Fachmi, penambahan pegawai dibutuhkan karena perseroan yang akan bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014 itu akan mendapat tambahan peserta untuk dilayani, yakni dari sekitar 16,4 juta peserta menjadi sekitar 121,6 juta peserta. Sedangkan Detik.com pada tanggal10 Oktober, 2013, Direktur SDM dan Umum Taufik Hidayat jumlah karyawan PT ASKES 4500, kedepan dengan pekerjaan tambah besar dan perlu tambahan 1600 pegawai lagi.

Memcermati informasi dari ketiga petinggi tersebut, tampaknya kesenjangan informasi tentang jumlah personel PT ASKES. I Gede Subawa menyampaikan jumlah personel 2.975, sedangkan penggantinya Dr. Fachmi menyampaikan sekitar 2.000 pegawai. Adapun, dr. Taufik Hidayat menyampaik 4500 orang. Tampaknya, informasi yang paling update jumlah pegawai PT ASKES adalah 4500 orang pada Oktober, 2013.

Dari aspek perencanaan SDM para petinggi ini tampaknya cukup concern pentingnya perencanaan personel BPJS. Walaupun, keduanya berbeda dalam jumlah personel yang akan dibutuhkan. Dari kedua informasi dapat disimpulkan I Gede Subawa merencanakan jumlah personel 6000 orang, sesuai dengan dr. Taufik Hidayat, sedangkan Fachmi Idris merencanakan tenaga 5000 orang. Terdapat perbedaan rencana jumlah pegawai kedua petinggi ini sebesar 1000 personel. Sebenarnya, apakah telah dilakukan analisis beban kerja BPJS? Berapakah personel dibutuhkan BPJS?

Berapa sebenarnya SDM yang dibutuhkan BPJS?

Secara praktis, kebutuhan tenaga dapat dihitung dengan menggunakan rasio peserta dibandingkan jumlah peserta. Kalau jumlah personel BPJD sat ini sebanyak 4500 orang maka rasionya adalah 121 juta/4500 = 1/26.800. BPJS merencanakan tenaga pada tahun 2014 adalah: 4500+1600= 6.100 orang, dengan ratio 1/19.836. Tampaknya, BPJS akan mencapai tenaga yang lebih dari cukup, sebenarnya dengan ratio 1/25000 jumlah personel yang dibutuhkan hanya 4.840 orang. Kalau personel dilatih sehingga mempunyai kompetensi yang baik jumlah tersebut cukup.

Tentunya, jumlah total personel juga sangat ditentukan sebaran jumlah peserta dan jumlah kantor yang akan dikembangkan oleh BPJS. (informasi kantor cabang akan berjumlah 150 buah diseluruh Indonesia). Jumlah personel yang cukup adalah penting, tetapi yang lebih penting adalah mutu dan perilaku personnel. Merekruit jumlah tenaga lebih mudah dari pada melatih SDM sehingga sesuai dengan ekspektasi BPJS dan peserta. Ini masalah BPJS yang tidak bisa diselesaikan dalam jangka waktu pendek, perlu diklat yang berjenjang dan kontinyu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun