Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Mengajarkan berfikir kritis untuk masyarakat indonesia, dan berbagi pengetahuan lain.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

manusia dan hewan, apa bedanya dalam hubungan seksual?

2 Januari 2025   17:07 Diperbarui: 2 Januari 2025   17:05 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panda di kebun binatang Ocean Park, Hong Kong berhasil kawin di tengah lockdown pandemi Covid-19.(Ocean Park/Twitter) (kompas.com)

Hubungan seksual adalah salah satu aspek kehidupan yang sering dianggap universal di seluruh spesies. Namun, motivasi dan cara manusia serta hewan mendekati hubungan seksual sangat berbeda. Manusia memiliki kompleksitas emosi, budaya, dan etika yang melampaui insting dasar reproduksi, sedangkan hewan cenderung terikat pada naluri biologis mereka. Artikel ini akan membahas perbedaan mendasar antara manusia dan hewan dalam konteks hubungan seksual, serta dampaknya terhadap moralitas dan perilaku manusia.

1. Seksual pada Hewan: Fokus pada Reproduksi

Hewan pada umumnya memiliki hubungan seksual yang didasarkan pada siklus reproduksi. Betina dari banyak spesies hanya dapat kawin ketika mereka berada dalam masa subur, yang dikenal sebagai estrus atau "musim kawin." Jantan, pada sisi lain, didorong oleh naluri untuk memastikan kelangsungan gen mereka. Tujuan utama dari hubungan seksual pada hewan adalah untuk melahirkan keturunan dan melanjutkan spesies.

Tidak ada keterlibatan emosional atau fantasi dalam hubungan seksual hewan. Segala sesuatunya murni didorong oleh biologi. Misalnya, seekor singa jantan akan kawin dengan betina yang sedang subur tanpa pertimbangan emosional apa pun, dan proses ini akan berhenti begitu masa subur betina berakhir.

2. Manusia: Seksualitas yang Kompleks

Berbeda dengan hewan, manusia memandang hubungan seksual tidak hanya sebagai sarana reproduksi tetapi juga sebagai ekspresi cinta, fantasi, dan kebutuhan emosional. Hubungan seksual manusia sering kali didasari oleh perasaan saling suka, keinginan untuk dekat secara emosional, atau sekadar mencari kepuasan fisik.

Dr. Ryu Hasan, seorang dokter spesialis bedah saraf, pernah menyatakan bahwa hubungan seksual manusia sering kali didorong oleh fantasi dan hasrat, bukan semata-mata kebutuhan reproduksi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih tujuan dan cara mereka mengekspresikan seksualitas. Hal ini merupakan salah satu ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan.

3. Dimensi Moralitas dan Etika

Salah satu aspek penting yang membedakan manusia dari hewan adalah dimensi moral dan etika dalam hubungan seksual. Manusia memiliki aturan sosial, budaya, dan hukum yang mengatur perilaku seksual. Sebagai contoh, hubungan seksual yang melibatkan eksploitasi, seperti kasus pelecehan atau pemaksaan, dianggap melanggar norma moral dan hukum.

Sebaliknya, hewan tidak memiliki konsep moralitas atau etika. Perilaku mereka murni didasarkan pada naluri biologis tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap individu lain dalam spesies mereka. Oleh karena itu, perilaku seksual hewan tidak bisa dibandingkan secara langsung dengan manusia.

4. Hubungan Seksual Tidak Etis: Pelanggaran Kemuliaan Manusia

Kasus-kasus hubungan seksual tidak etis di masyarakat, seperti eksploitasi atau pelecehan, mencerminkan penyalahgunaan relasi kuasa yang tidak ada hubungannya dengan kebutuhan biologis atau naluri dasar. Hal ini menunjukkan sisi gelap dari kompleksitas manusia, yang memiliki kemampuan untuk memilih tetapi sering kali menyalahgunakan kebebasan tersebut.

Perilaku ini tidak hanya melanggar norma moral, tetapi juga merendahkan nilai-nilai kemanusiaan. Menyamakan perilaku manusia seperti ini dengan hewan sebenarnya tidak tepat, karena hewan bertindak berdasarkan insting alami mereka tanpa adanya kesadaran akan etika atau moralitas.

5. Mengapa Penting Memahami Perbedaan Ini?

Memahami perbedaan antara manusia dan hewan dalam hubungan seksual membantu kita untuk lebih menghargai kompleksitas hubungan manusia. Sebagai makhluk yang memiliki akal budi, manusia memiliki tanggung jawab untuk menggunakan kebebasan mereka secara bijak, termasuk dalam hal seksualitas. Hal ini mencakup menghormati hak orang lain, menjaga moralitas, dan memastikan bahwa hubungan seksual didasarkan pada kesepakatan yang sehat dan saling menghormati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun