Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya lebih suka mengkritik kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak baik dan seharusnya kita rubah menjadi kebiasaan yang lebih baik seperti bangsa Eropa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ketika Takhayul dan Ilmu Pengetahuan Bertemu, Masalah Pola Pikir Masyarakat Indonesia

15 Desember 2024   11:32 Diperbarui: 15 Desember 2024   13:16 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari: chatgpt.com (AI)

Takhayul telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Istilah "takhayul" merujuk pada keyakinan atau kepercayaan pada hal-hal yang tidak berdasarkan bukti atau rasionalitas ilmiah. Biasanya, takhayul melibatkan cerita-cerita mistis, makhluk gaib, ritual tertentu, atau penjelasan yang tidak dapat dijelaskan oleh akal sehat atau logika ilmiah.

Apakah Takhayul Itu Nyata atau Hanya Cerita Rakyat yang Dipercaya?

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah takhayul benar-benar nyata atau hanya sekadar cerita rakyat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam banyak kasus, takhayul memang tidak memiliki dasar ilmiah atau bukti konkret yang bisa dibuktikan secara objektif. Namun, cerita-cerita ini tetap hidup karena memiliki peran dalam memberikan rasa aman, penjelasan atas fenomena yang sulit dimengerti, atau sebagai warisan budaya yang telah mengakar dalam masyarakat.

Cerita Rakyat yang Dipercaya sebagai Kenyataan

Takhayul sering kali dimulai dari cerita-cerita yang berkembang di masyarakat, yang kemudian dipercaya begitu saja tanpa dasar yang kuat. Misalnya, kepercayaan pada santet, yang merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengirimkan energi jahat atau sihir kepada orang lain tanpa perlu bukti ilmiah. Cerita seperti ini sering kali diteruskan dalam keluarga atau komunitas, hingga menjadi bagian dari kebiasaan atau tradisi.

Kepercayaan terhadap makhluk gaib, seperti jin, hantu, atau roh halus, juga merupakan contoh takhayul yang dipercaya oleh banyak orang di Indonesia. Cerita-cerita ini sering kali dihubungkan dengan situasi sulit seperti kesurupan, mimpi buruk yang dianggap sebagai pertanda buruk, atau bahkan kejadian-kejadian alam yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah seperti gempa bumi atau angin ribut.

Takhayul dalam Era Modern

Walaupun kita hidup di zaman yang didominasi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, takhayul masih tetap bertahan. Mengapa demikian? Salah satu alasannya adalah rasa takut dan ketidakpastian yang sering kali mendorong manusia untuk mencari penjelasan yang lebih pasti, meskipun tidak ilmiah. Takhayul memberikan rasa aman dalam menghadapi hal-hal yang tidak dapat dipahami sepenuhnya dengan akal sehat.

Namun, yang lebih mengejutkan adalah fakta bahwa takhayul masih dipercaya bahkan oleh orang-orang yang seharusnya berpegang pada ilmu pengetahuan. Misalnya, beberapa dokter atau profesional medis yang, di tengah keputusasaan menangani kasus sulit, justru mengarahkan pasien kepada dukun atau metode yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh takhayul, bahkan di kalangan orang-orang yang telah mengenyam pendidikan tinggi.

Dampak Buruk dari Takhayul

Kepercayaan pada takhayul dapat menghambat perkembangan ilmu pengetahuan. Ketika masyarakat lebih memilih solusi berdasarkan keyakinan tradisional dibandingkan dengan pendekatan ilmiah, inovasi dan pemahaman baru menjadi sulit untuk berkembang. Dalam dunia medis, misalnya, pasien yang lebih memilih pergi ke dukun daripada dokter dapat kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pengobatan yang lebih ilmiah dan efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun