Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Mengajarkan berfikir kritis untuk masyarakat indonesia, dan berbagi pengetahuan lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

benarkah dosa anak ditanggung orang tua? fakta dan kesalahpahaman masyarakat indonesia

14 Desember 2024   17:44 Diperbarui: 15 Desember 2024   06:37 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
video dari akun tiktok : wardanjaket (Momen Adik ingatkan sang Kakak tentang Auratnya 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar anggapan bahwa dosa seseorang bisa ditanggung oleh orang lain, seperti orang tua, kakak, atau anggota keluarga terdekat. Contoh yang sering muncul adalah ketika seorang anak perempuan memilih untuk tidak berhijab, lalu banyak orang berkata, “Itu dosa orang tuanya yang tidak mendidik dengan benar.” Atau ketika seorang anggota keluarga melanggar aturan agama, sebagian masyarakat dengan mudah mengatakan bahwa kerabatnya ikut menanggung dosa tersebut. Tetapi, benarkah konsep ini sesuai dengan ajaran Islam?

1. Prinsip Dasar dalam Islam: Setiap Individu Bertanggung Jawab atas Dirinya Sendiri

Islam menegaskan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas amal perbuatannya sendiri. Hal ini dijelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur'an:

Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain." (QS. Al-An’am: 164)

“Setiap jiwa bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (QS. Al-Muddassir: 38)

Ayat-ayat ini memberikan landasan kuat bahwa dosa seseorang tidak akan ditransfer atau dipikul oleh orang lain. Artinya, setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah ia lakukan sendiri, bukan atas tindakan orang lain.

2. Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua atau Kerabat

Orang tua dan kerabat memang memiliki tanggung jawab moral dan agama untuk mendidik, membimbing, serta mengingatkan anggota keluarga agar berjalan di jalan yang benar. Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:

Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun, tanggung jawab ini hanya berlaku pada aspek mendidik dan menasihati. Jika seorang anak atau anggota keluarga yang sudah dewasa tetap memilih jalan yang salah meskipun telah diingatkan, maka dosa perbuatannya adalah tanggung jawab pribadinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun