Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya lebih suka mengkritik kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak baik dan seharusnya kita rubah menjadi kebiasaan yang lebih baik seperti bangsa Eropa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

membeli aset saat krisis: strategi mengubah kesulitan menjadi peluang

13 Desember 2024   20:06 Diperbarui: 13 Desember 2024   20:06 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari: chatgpt.com (AI) fenomena saat krisis.

Krisis ekonomi sering kali dipandang sebagai momen penuh tantangan yang membuat banyak orang khawatir tentang masa depan. Namun, bagi sebagian orang, krisis justru menjadi peluang emas untuk membangun kekayaan melalui strategi yang cermat. Salah satu momen bersejarah yang relevan adalah krisis akibat pandemi COVID-19, di mana harga aset seperti saham dan properti mengalami penurunan drastis, membuka peluang besar bagi mereka yang berani mengambil langkah investasi.

Fenomena Saat Krisis: Ketakutan dan Peluang

Ketika pandemi COVID-19 melanda dunia pada awal 2020, banyak orang panik dan menjual aset mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Harga saham global turun tajam, bahkan indeks pasar seperti S&P 500 dan IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 30% dalam waktu singkat. Di sisi lain, beberapa investor melihat ini sebagai peluang untuk membeli saham berkualitas dengan harga diskon.

Salah satu contohnya adalah saham perusahaan teknologi besar seperti Apple, Amazon, atau Microsoft. Harga saham mereka sempat anjlok tetapi kemudian pulih dan bahkan melampaui nilai sebelum pandemi seiring dengan pemulihan ekonomi global.

Mengapa Membeli Aset Saat Krisis?

  1. Harga Aset Menurun
    Ketika banyak orang menjual asetnya karena ketakutan, harga akan turun. Ini memberi peluang bagi investor untuk membeli dengan harga lebih rendah dari nilai fundamentalnya.

  2. Ekonomi Bersifat Siklikal
    Setelah penurunan, ekonomi biasanya pulih, meskipun waktu pemulihannya berbeda-beda. Aset yang dibeli saat krisis memiliki potensi kenaikan nilai ketika kondisi ekonomi membaik.

  3. Potensi Keuntungan Besar
    Krisis sering kali menjadi peluang langka untuk membangun kekayaan. Mereka yang berani mengambil risiko dan berpikir jangka panjang dapat menuai hasil signifikan.

Strategi Bijak Saat Membeli Aset di Tengah Krisis

Untuk memanfaatkan peluang ini tanpa terjebak dalam risiko besar, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan:

  1. Miliki Dana Darurat
    Jangan menginvestasikan semua uang Anda. Pastikan ada dana cadangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup selama 6–12 bulan. Ini menghindarkan Anda dari kebingungan jika krisis berlangsung lebih lama.

  2. Pilih Aset Berkualitas
    Fokus pada perusahaan dengan fundamental yang kuat dan sektor yang tahan krisis, seperti kebutuhan pokok, teknologi, atau kesehatan. Hindari aset spekulatif tanpa nilai jelas.

  3. Investasi Bertahap
    Gunakan metode dollar cost averaging, yaitu membeli aset secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Strategi ini membantu mengurangi risiko membeli pada harga yang terlalu tinggi.

  4. Diversifikasi Portofolio
    Jangan hanya membeli saham. Pertimbangkan untuk menyebarkan investasi ke emas, obligasi pemerintah, atau properti yang nilainya cenderung stabil di tengah krisis.

  5. Tetap Rasional
    Jangan terbawa emosi atau panik mengikuti arus pasar. Gunakan analisis yang objektif untuk mengambil keputusan.

Keuntungan dan Risiko Membeli Aset Saat Krisis

Keuntungan:

  • Membeli aset dengan harga diskon.
  • Potensi keuntungan besar saat ekonomi pulih.
  • Kesempatan untuk mendiversifikasi investasi dengan biaya rendah.

Risiko:

  • Tidak ada jaminan kapan ekonomi akan pulih.
  • Perusahaan atau aset tertentu mungkin tidak kembali pulih.
  • Kekurangan likuiditas jika terlalu banyak uang diinvestasikan.

Pelajaran dari Krisis COVID-19

Selama pandemi, banyak orang yang berhasil memanfaatkan krisis untuk mendapatkan keuntungan besar, tetapi tidak sedikit pula yang terjebak dalam kerugian akibat langkah yang gegabah. Salah satu pelajaran utama adalah pentingnya keseimbangan antara keberanian dan kehati-hatian.

Mereka yang membeli saham berkualitas seperti Apple, Tesla, atau perusahaan kesehatan melihat aset mereka melonjak tajam setelah ekonomi mulai pulih. Sebaliknya, mereka yang membeli aset spekulatif tanpa analisis mendalam sering kali kehilangan uang.

Kesimpulan

Krisis adalah waktu yang penuh tantangan, tetapi juga peluang besar bagi mereka yang mampu mengelola risiko dengan baik. Dengan strategi yang bijak, seperti memastikan dana darurat, memilih aset berkualitas, dan tetap rasional, Anda bisa mengubah kesulitan menjadi keberhasilan.

Namun, selalu ingat bahwa investasi bukanlah keputusan yang diambil dengan gegabah. Konsultasikan dengan ahli keuangan jika perlu, dan pastikan keputusan Anda sesuai dengan tujuan keuangan jangka panjang.

Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda siap melihat krisis sebagai peluang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun