Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Mengajarkan berfikir kritis untuk masyarakat indonesia, dan berbagi pengetahuan lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banyak Orang yang Mengetahui What dan How, tapi Tidak Tahu Why

9 Desember 2024   22:02 Diperbarui: 9 Desember 2024   22:14 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari: chatgpt.com (AI)

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa banyak orang tampak sangat sibuk mengejar sesuatu, tetapi tetap merasa kosong atau tidak puas? Mereka tahu what yang harus dilakukan dan how melakukannya, tetapi sering kali mereka tidak memahami why di balik tindakan mereka. Hal ini menjadi salah satu tantangan utama dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan.

Apa Itu What, How, dan Why?
Konsep What, How, dan Why diperkenalkan oleh Simon Sinek dalam bukunya Start with Why. Secara sederhana, what merujuk pada apa yang kita lakukan, how adalah cara kita melakukannya, dan why adalah alasan mendasar di balik tindakan tersebut.

Sebagai contoh, dalam sebuah organisasi:
- What: Produk atau layanan yang mereka tawarkan.
- How: Strategi, proses, atau metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut.
- Why: Alasan atau tujuan utama mengapa organisasi itu ada, sering kali melibatkan visi dan nilai-nilai yang mendalam.

Ketika individu atau organisasi hanya berfokus pada what dan how, mereka cenderung kehilangan makna. Sebaliknya, dengan mengetahui why, tindakan mereka menjadi lebih terarah dan bermakna.

Mengapa Banyak Orang Tidak Tahu Why?
Ada beberapa alasan mengapa banyak orang tidak memahami why mereka:

1. Tuntutan Eksternal yang Dominan
Kita hidup dalam masyarakat yang sering kali mendorong kita untuk fokus pada hasil konkret dan langkah-langkah praktis. Pendidikan, pekerjaan, hingga gaya hidup sering kali hanya menekankan pada apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya, tanpa menggali alasan di baliknya.

2. Kurangnya Refleksi Diri
Refleksi membutuhkan waktu dan keberanian untuk menghadapi diri sendiri. Di tengah kesibukan sehari-hari, banyak orang merasa tidak punya waktu untuk merenungkan tujuan hidup atau alasan mereka melakukan sesuatu.

3. Tekanan Sosial dan Budaya
Budaya kerja atau kehidupan yang terlalu kompetitif sering kali mendorong orang untuk hanya mengejar target tertentu tanpa mempertanyakan apakah hal tersebut sejalan dengan nilai dan tujuan pribadi mereka.

Dampak Tidak Mengetahui Why
Ketika seseorang tidak tahu why-nya, mereka cenderung:

- Merasa Kehilangan Arah: Meski sibuk dan produktif, mereka mungkin merasa hidupnya hampa karena tidak ada makna di balik apa yang mereka lakukan.
- Burnout Lebih Cepat: Tanpa alasan yang kuat, energi dan motivasi akan cepat habis ketika menghadapi tantangan.
- Sulit Mengambil Keputusan: Tanpa landasan yang jelas, setiap pilihan terasa membingungkan dan tidak pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun