Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan komunikasi dan saya ingin memberikan opini, pendapat atau bisa juga pengalaman hidup saya kepada anda.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebab Generasi Sekarang Kurang Kreatif dan Inovatif

10 November 2024   06:50 Diperbarui: 10 November 2024   07:09 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari:chatgpt.com (AI)

4. Dampak pada Generasi Muda yang Malas dan Pasif

Akibat dari pola asuh yang kaku dan sistem pendidikan yang kurang mendukung pengembangan keterampilan kritis ini adalah generasi muda yang pasif. Mereka cenderung mengikuti apa yang diperintahkan tanpa mempertimbangkan pilihan lain yang mungkin lebih baik. Generasi ini juga mungkin merasa tidak termotivasi untuk bekerja keras atau berkarya, karena mereka tidak memiliki dorongan untuk mengeksplorasi minat atau bakat mereka.

Sebagai contoh, seorang anak yang sebenarnya memiliki bakat menggambar bisa saja kehilangan minat tersebut karena terlalu sering diberi arahan yang membatasi imajinasinya. Ketika di rumah, mereka memilih bermain game atau aktivitas lain yang tidak menuntut mereka berpikir atau berkreasi. Ketidakmampuan mereka untuk mengenali dan mengembangkan potensi diri inilah yang membuat mereka kurang termotivasi untuk berinovasi atau berusaha lebih.

5. Pentingnya Mengubah Pola Asuh untuk Mendukung Kreativitas dan Kemandirian

Untuk membentuk generasi yang kreatif, inovatif, dan mandiri, pola asuh harus lebih fleksibel dan mendukung anak untuk berpikir bebas. Orang tua dan guru sebaiknya lebih terbuka pada ide-ide anak, mendorong mereka untuk bertanya, bereksperimen, dan melakukan kesalahan tanpa takut dihukum. Memberikan ruang untuk berdiskusi dan menantang anak untuk berargumen secara sehat dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang mampu menghadapi tantangan secara mandiri.

Selain itu, orang tua juga dapat mendukung minat dan bakat anak dengan cara yang positif. Jika anak menunjukkan ketertarikan pada bidang tertentu, seperti menggambar atau musik, biarkan mereka bereksperimen dan menghargai hasil karya mereka. Dengan dukungan yang tepat, anak akan merasa lebih percaya diri dan terdorong untuk terus berkarya serta mengembangkan potensi diri mereka.

Kesimpulan

Pola asuh yang terlalu menekankan kepatuhan dan menganggap anak yang "anteng" sebagai anak yang baik dapat membatasi perkembangan kreativitas generasi muda di Indonesia. Pendidikan yang mendukung anak untuk berpikir kritis dan berinovasi, baik di rumah maupun di sekolah, sangat penting untuk membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan. Dengan mengubah cara pandang terhadap anak dan memberi mereka ruang untuk berekspresi, Indonesia bisa menghasilkan generasi yang lebih kreatif, inovatif, dan mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun