Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya lebih suka mengkritik kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak baik dan seharusnya kita rubah menjadi kebiasaan yang lebih baik seperti bangsa Eropa

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Inilah Alasan Mengapa AI akan Semakin Berkembang di Masa Depan

27 Oktober 2024   13:50 Diperbarui: 27 Oktober 2024   14:52 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
perkembangan Ai ( dari:chatgpt.com)

Semakin hari, kecenderungan perusahaan untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) terus meningkat. Hal ini didorong oleh berbagai alasan, terutama terkait produktivitas dan efisiensi kerja. Jika Anda pernah memperhatikan, ada banyak tempat kerja yang karyawannya cenderung tidak produktif atau terlihat malas-malasan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti gaji yang tidak memadai, alat kerja yang minim perawatan, jam kerja berlebihan, atau rutinitas kerja yang monoton. Semua ini bisa menurunkan kinerja dan membuat tenaga manusia menjadi kurang efektif.

Di Indonesia sendiri, saya melihat banyak karyawan yang hanya bekerja serius ketika diawasi. Saat tidak ada pengawasan, banyak yang menjadi kurang disiplin: datang terlambat, istirahat lebih lama, atau bahkan pulang lebih cepat. Selain itu, manusia juga butuh tidur, dan istirahat, jadi perusahaan perlu menambah tenaga kerja untuk mencapai target produksi yang lebih tinggi, yang tentu saja membutuhkan biaya lebih besar.

Di sisi lain, teknologi AI hadir sebagai solusi bagi para pemilik usaha yang ingin meningkatkan efisiensi. Dengan menggunakan mesin otomatis atau AI, perusahaan dapat terus berproduksi tanpa harus mengkhawatirkan jam istirahat, pengawasan, atau bahkan kebutuhan lembur. Inilah alasan mengapa banyak pemilik bisnis lebih tertarik untuk berinvestasi pada teknologi, yang bisa bekerja tanpa henti dan menekan biaya dalam jangka panjang.

Tentu saja, tujuan utama AI adalah membantu pekerjaan manusia, bukan menggantikannya. Namun, kenyataannya, AI berpotensi mengurangi lapangan kerja bagi manusia, terutama dalam bidang-bidang yang pekerjaannya bersifat rutin dan monoton. Meski begitu, kita sebagai manusia perlu lebih terbuka terhadap perkembangan teknologi ini dan beradaptasi dengan mencari keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

Perubahan seperti ini bukanlah hal baru. Misalnya, dahulu manusia menggunakan kuda sebagai alat transportasi, yang kemudian tergantikan oleh mobil dan akhirnya oleh pesawat. Teknologi berkembang, dan manusia harus terus berinovasi serta beradaptasi.

Bagi karyawan, kita tidak bisa merasa nyaman hanya dengan satu jenis pekerjaan yang statis. Kita perlu berpikir dan mengantisipasi kemungkinan terburuk, seperti risiko dipecat atau digantikan oleh teknologi. Karena itu, penting bagi kita untuk mencari pekerjaan yang lebih relevan dengan diri kita dan perkembangan zaman. Kita juga perlu menantang diri sendiri untuk terus berkembang, berani mengambil risiko, dan mengejar peluang yang lebih besar.
investasi dalam teknologi seperti AI mungkin menjadi pilihan yang lebih efisien. Dengan teknologi, biaya operasional bisa ditekan, dan kebutuhan tenaga kerja manusia mungkin berkurang. Inilah yang mendorong AI terus berkembang, bukan hanya sebagai alat bantu tetapi sebagai inovasi yang mengubah wajah dunia kerja.

Disclaimer: Pendapat ini berdasarkan pola pikir dan pengamatan pribadi saya, di mana saya melihat bahwa karyawan sering kali kurang produktif atau bekerja dengan setengah hati. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, kondisi ini dapat menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga kerja manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun