5. Perasaan Tertekan dan Stres
Anak yang merasa dipaksa oleh orang tua sering kali mengalami tekanan emosional yang tinggi. Mereka mungkin merasa bersalah jika tidak memenuhi harapan orang tua, meskipun pemikiran atau perasaannya tidak sejalan dengan kehendak tersebut. Ini dapat menimbulkan stres yang berkelanjutan, kecemasan, bahkan depresi, terutama jika anak merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi tersebut.
6. Sikap Munafik dalam Ibadah
Salah satu risiko memaksakan ibadah adalah anak melakukan ibadah hanya untuk menghindari konflik atau untuk menyenangkan orang tua, bukan karena kesadaran dan ketulusan hati. Ibadah yang dilakukan hanya karena tekanan dari luar tidak akan membawa manfaat spiritual yang sejati, dan bisa menyebabkan anak bersikap munafik---menunjukkan kepatuhan di depan orang tua, namun tidak benar-benar menjalankannya dalam kehidupan pribadi.
Pentingnya Komunikasi yang Baik dan Tidak Menghakimi
Daripada memaksakan kehendak, orang tua sebaiknya membangun komunikasi yang terbuka dan saling menghormati dengan anak yang sudah dewasa. Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki pandangan dan pemikirannya sendiri yang mungkin berbeda dengan orang tua. Orang tua dapat memberikan nasihat dan panduan, namun keputusan akhir haruslah diserahkan kepada anak, terutama dalam hal-hal yang menyangkut kehidupan pribadinya.
Komunikasi yang baik harus didasarkan pada pemahaman, dialog yang terbuka, dan tidak menghakimi. Orang tua harus berusaha mendengarkan pandangan anak, memahami alasan di balik pilihan-pilihan mereka, dan menghargai perbedaan pendapat. Dengan pendekatan ini, anak akan merasa dihargai dan lebih mungkin terbuka terhadap nasihat orang tua, tanpa merasa terpaksa atau ditekan.
Kesimpulan
Memaksakan kehendak kepada anak yang sudah dewasa bisa membawa dampak negatif yang serius, termasuk ketegangan dalam hubungan, resistensi, bahkan kehilangan minat terhadap agama atau nilai-nilai yang diperjuangkan oleh orang tua. Daripada memaksakan kehendak, orang tua sebaiknya membangun komunikasi yang baik, penuh pengertian, dan tidak menghakimi. Pada tahap ini, tanggung jawab orang tua adalah mendukung, memberikan teladan, dan mendoakan, tanpa perlu merasa bersalah jika anak memilih jalan yang berbeda. Akhirnya, hidayah adalah milik Allah, dan keputusan akhir selalu berada di tangan-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H