Messi telah 25 kali gagal mengeksekusi penalti dari 108 percobaan. Artinya, Messi telah sukses sebanyak 83 hasil dari 108 dikurangi 25. Artinya lagi, Messi lebih banyak berhasilnya. Artinya lagi, Messi telah melakukan banyak percobaan. Ya, sebanyak 108. Bisa dibilang berhasil, sebab mayoritas yang berbuah gol. Adapun yang gagal, itu hanyalah selingan di tengah-tengah kesuksesannya.
Nah, jika kemudian ada pemain yang baru sekali  gagal mengeksekusi penalti---tapi hanya dalam 7 kali percobaan---tidak berarti ia lebih sukses dari Messi. Ia baru melakukan 7, sementara Messi telah melakukan 108.Â
Tapi, jika tetap ada yang menyebutnya lebih hebat dari Messi, mungkin merekalah yang lebih jeli melihat kesalahan. Hanya menghitung yang gagal dan mengabaikan yang berhasil. Jika demikian, saya hanya bisa bilang, masih ada yang lebih hebat dari itu. Yaitu, orang yang tidak pernah menendang penalti. Bisa dipastikan ia tak memiliki kegagalan dalam penalti. Kegagalannya bukan di situ. Kegagalannya karena dia tak pernah mencoba.
Sugguh wajar---di hidup ini---jika kita menemui kegagalan-kegagalan dari banyaknya usaha yang kita lakukan. Tidak mengherankan jika berbagai keberhasilan yang raih, ada saja kegagalan-kegagalan yang menyelinginya. Itu karena kita bergerak. Kita berusaha. Kita bekerja. Artinya lagi, orang yang takut gagal biasanya akan malas untuk berusaha.
Jangan pernah takut dengan kegagalan sebab ia akan selalu hadir menyelingi usaha kita. Jika tidak hadir di depan, bisa jadi di belakang. Setelah kita berhasil dulu. Atau, bisa juga di tengah, di antara awal kita memulai dan menemukan keberhasilan.
Kita harus selalu yakin bahwa, semakin banyak usaha yang kita lakukan, tingkat keberhasilannya pun semakin besar. Percayalah bahwa prosentase keberhasilannya lebih besar daripada kegagalannya. Syaratnya hanya satu, lakukan semuanya berdasarkan nilai-nilai kebenaran.
Kita memang tidak akan pernah gagal ketika tak melakukan apa-apa. Tapi ingat, kita juga tidak akan pernah mendapatkan keberhasilan. Takut mencoba adalah kegagalan sejati. Tak mau melakukan apa-apa adalah kegagalan yang paling gagal.
"Kita tak akan pernah mengenal keberhasilan jika tak mengerti kegagalan. Mengalami sendiri kegagalan tersebut adalah cara efektif untuk memahaminya."
Wallahu A'lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H