Mohon tunggu...
Yasir
Yasir Mohon Tunggu... Mahasiswa - hanya seorang mahasiswa

hobi membaca,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Metafisika Ibnu Bajjah

29 Desember 2022   06:28 Diperbarui: 29 Desember 2022   06:31 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biografi kehidupan Ibnu Bajjah

 Abu Bakr Muhammad Ibn Yahya bin Al-Sayigh Al-tujibi Al-Andalusi Al-Samqusti, atau yang biasa lebih dikenal dengan sebutan Ibn Bajjah yang berarti "anak emas" karna sang ayah yang berprofesi sebagai pedagang emas. Ibnu Bajjah juga merupakan salah satu dari beberapa filsuf islam terkemuka di dunia. Dia juga disebut sebagai tokoh filsuf muslim pertama dalam sejarah kefilsafatan Andalusia. Dia sendiri juga merupakan seorang polimatik dari Andalusia pada abad pertengahan. Dan pada abad itu orang-orang Eropa menamainya dengan "Avenpace" yang berarti "perak". Ibn Bajjah sendiri merupakan sosok figur muslim paling berpengaruh di Andalusia. Akan tetapi, meskipun dia ditutupi oleh kepopulerannya, hanya segelintir orang yang tahu akan keadaannya secara mendetail. Ibnu al-Imam yang merupakan salah satu seorang anak didik Ibnu Bajjah. Dia menguraikan beberapa karya filsafat ibnu bajjah, dan dia juga menulis sejarah singkat tentang kehidupan gurunya, di mana dia menjelaskan bahwa karya-karya filsafat Ibnu Bajjah merupakan sebuahmaha karya yang sangat fantastis. 

Dan pada abad ke-11 M/abad 5 H beliau dilahirkan di Andalusia (Spanyol) sebuah kota yang bernama Zaragoza. Dan di Kota inilah beliau dikenal sebagai seorang ilmuan, dan penyair. Dan di kota fezlah Ibn Bajjah menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 533 H/1138 M (salah satu kota yang berada di Maroko) yang pada saat itu usianya masih tergolong masih sangat muda sekali.  Ibn Bajjah dilahirkan dari keluarga At-Tujib. Akan tetapi, masih belum diketahui secara pasti tentang riwayat hidup Ibnu Bajjah, begitupun tentang masa mudanya maupun tentang pendidikannya, hal ini juga tidak banyak dikemukakan oleh beberapa sumber yang ada. Akan tetapi, sejauh yang dapat dicatat oleh para sejarawan, bahwasanya Zaragoza, Granada, Sevilla, dan Fez merupakan sebuah tempat yang ibnu Bajjah pernah hidup dan tinggal di sana.

 Metafisika (ketuhanan)

Mengambil sebuah kesimpulan M.M. Syarif dari tesisnya. Walaupun menurut pandangan De Boer pemikiran Ibn Bajjah yaang searah dengan Al-Farabi tentang filsafat fisika, metafisika, dan logika, namun bukan berarti Ibn Bajjah mengcopy paste atau memplagiasi dan membenarkan segala apa yang dikatakan Al-Farabi. Akan tetapi, dia juga mengimbuhkan pemikirannya sendiri ke dalam filsafatnya dalam jumlah yang tidak bisa dibilang sedikit dengan menggunakan langkah-langkah penelitian filsafat yang didasarkan hanya pada penalaran semata.

Adapun menurut Ibn Bajjah, yang bergerak dan yang tidak bergerak merupakan sebuah pemabagian dari pada teori (al-maujud) atau segala yang ada. Yang bergerak adalah materi (jisim)  yang sifatnya berupa finite (terbatas). Adapun gerak, ini terjadi dari suatu perbuatan yang menggerakkan terhadap suatu hal yang digerakkan. Sedangkan gerakan ini digerakkan juga oleh gerakkan yang lain, yang pada akhirnya rentetan dari pada gerakkan tersebut digerakkan pula oleh penggerak yang sama sekali tidak bergerak, dalam artian penggerak tersebut merupakan hal sangat berbeda dengan materi (jisim) dan penggerak tersebut juga tidak berubah sama sekali. Adapun penggerak ini sifatnya abadi. Mustahil dan sangat tidak mungkin jikalau gerak (jisim) materi ini muncul dari subtansinya sendiri, dikarnakan dia bersifat terbatas (finite). Oleh karena itu, harusnya gerakan ini berasal dari gerakkan yang (infinite) tidak terbatas yangdisebut al'aql  oleh Ibn bajjah.

Jadi kesimpulannya, gerakan alam ini berupa (jisim) materi yang sifatnya sangat terbatas (finite). Dan gerakan tersebut, digerakkan oleh suatu hal yang adapun hal tersebut sama sekali bukan berasal dari subtansi alam itu sendiri yaitu Al-'Aql. Sedangkan Al-'Aql itu sendirimerupakan hal yang tidak bergerak. Dan Dia sendiri merupakan penggerak alam semesta ini, akan tetapi dia sendiri sama sekali tidak bergerak. Seperti halnya yang telah dikatakan oleh Al-Farabi dan Ibn sina, ('aql, 'aqil, dan ma'qul) inilah yang disebut dengan Tuhan, atau yang biasa kita sebut "Allah". Dan pada umumnya 'aql merupakan sebuah penyebutan Allah bagi para filosof Muslim, ini merupakan sebuah pengetahuan yang sangat perlu diketahui oleh kita. Dan adapun alasan mereka untuk memperkuat pendapat ini adalah Allah sendiri merupakan sebagai pencipta dan pengatur alam semesta dan segala yang diciptakan-Nya, mestilah Dia memiliki daya pikir. Akhirnya, para filosof muslim  dalam mengakui keesaan Allah sepenuhnya adalah dengan mengatakan bahwa Allah merupakan Zat yang mempunyai daya pikir, juga berpikir, dan adapun objek pemikiranya adalah dirinya sendiri ('aql, 'aqil, dan ma'qul). Totalitas dari semuanya merupakan Zat-Nya yang Maha Esa

Pendasaran filsafat metafisika milik Ibn Bajjah sama halnya dengan Aristoteles "penggerak yang tak bergerak", yaitu pada fisika. Menurut pandangan Aristoteles, tentang sebuah penguat argumen dalam membuktikan tentang keberadaan Tuhan adalah dengan konsep Kausa Prima: asal muasal penciptaan gerak, yang pastinya ada yang menciptakan gerak, dan pencipta tersebut harusnya tak tergerakkan, dan pastinya abadi. Dengan adanya sebuah gerakan di alam semesta ini, merupakan sebuah bukti tentang adanya Allah. Kembali lagi padi teori al-maujudat, yang bahwasanya Allah ini merupakan "yang tidak bergerak", artinya Allah merupakan Zat yang kekal dan gerakannya bersifat (infinite) tidak memiliki batas. Walaupun teori Ibnu Bajjah beranjak dari filsafat gerak Aristoteles, akan tetapi dia berusaha untuk memadukan dan manarik pada ajaran islam.  Dan pada titik inilah yang membedakan Ibn Bajjah dan Aristoteles. Ilmu pengetahuan alam merupakan dasar daripada filsafat Aristoteles,  dia tidak menerima segela hal tanpa didasarkan dengan pengalaman atau tanpa adanya pembuktian secara nyata. Penggerak utama merupakan suatu hala yang sangat berbeda dengan materi, akan tetapi Dia masih mempunyai sifat yang didasarkan pada pengalaman.

Jadi, berdasarkan dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwasanya Ibnu Bajjah sungguh-sungguh telah berusaha mendalami teori filsafat gerak Aristoteles dengan sangat luar biasa.Karena kenapa? Karena teori yang dimunculkan oleh Ibn Bajjah masih kental akan Aristotetelean. Dan sepertinya Ibn Bajjah berusaha untuk mengislamkan teori metafisika milik Aristoteles tersebut. Oleh karena itu, menurut Ibn Bajjah, Allah bukan hanya sekedar penggerak, akan tetapi Dia jugalah sang pencipa alam semesta beserta isinya dan Dia jugalah yang mengaturnya. Akan tetapi, keterangan atau penjelasan mengenai filsafat ketuhanan Ibn Bajjah pada artikel ini masih belum begitu mendalam, keterangan atau penjelasan yang lebih sempurna dapat dilihat dalam filsafat Ibn Thufai dan Ibn Rusyd.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun