Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sumba Timur bekerja sama dengan Pusat Arkeologi Nasional, pada hari Rabu, 11 April 2018 mengadakan kegiatan bertajuk sekolah peradaban dengan mengusung tema Rumah Peradaban Lambanapu.
Kegiatan ini bertujuan untuk menelusuri jejak-jejak peradaban masyarakat Sumba Timur yang berada di Lambanapu. Â Lambanapu menjadi terkenal berkat penemuan benda-benda purbakala berupa kuburan yang berisi tulang manusia, tempayan serta perhiasan yang diperkirakan berusia kurang lebih 2500 tahun yang lalu.Â
Penemuan ini merupakan hasil penggalian yang dilakukan Retno Handini selaku tim penelitian Sumba dari pusat penelitian arkeologi nasional pada tahun 2017. Dan masih akan dilanjutkan penggalian pada tahun 2018 ini sampai mendapat kesimpulan akhir dari para peneliti tentang peradaban Sumba Timur di masa lalu.
Prof. Dr. Truman Simanjuntak berusaha menyampaikan materi secara lengkap dan mudah dimengerti tentang sejarah peradaban masyarakat Sumba Timur. Meskipun awalnya beliau mengaku sulit untuk menjelaskannya di tengah kelompok peserta yang jumlahnya banyak dengan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
Dalam penjelasan awal beliau memaparkan tentang konsep rumah peradaban. Bahwasannya, Rumah peradaban tidak selamanya dalam bentuk fisik tetapi juga bisa berupa  kegiatan yang di dalamnya membuat orang mengerti tentang peradaban.
Dalam penelitian arkeologi sesungguhnya bukan nilai ekonomi atau materi yang menjadi tujuan utama melainkan nilai budaya supaya orang tahu siapa dia. Nilai budaya ini sangat penting. Pasalnya saat ini ada kecenderungan anak-anak dan orang muda lebih tertarik pada budaya luar dari pada nilai budaya sendiri.
Lebih lanjut beliau menekankan pentingnya dukungan masyarakat, DPRD dan Pemda Sumba Timur terhadap para peneliti. Pemda mesti punya semangat, greget untuk membangun situs atau rumah peradaban Lambanapu. Apa lagi letaknya yang sangat dekat dengan pusat kota Waingapu dan memiliki tinggalan tradisi budaya yang kaya. Nilai budaya yang sangat berharga dan paling menarik bagi wisatawan asing. Kalau di daerah lain bisa, sesungguhnya Sumba juga bisa. Demikian Prof. Dr. Truman Simanjuntak menutup penjelasannya.
Selesai kegiatan di dalam ruangan, selanjutnya seluruh peserta bersama-sama menuju Lambanapu untuk melihat secara langsung lokasi penggalian yang dilakukan oleh para peneliti. Para peserta sangat antusias megikuti kegiatan ini hingga tuntas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H