Aku Kekasih Bosku
Hari ini adalah sesi terakhir aku mengikuti tes wawancara di Perusahaan Nasional terkemuka. Sedikit gugup sebab wawancara kali ini dilakukan oleh Pimpinan langsung untuk menjadi Sekretaris Pribadinya. Walau bisa dibilang aku adalah kandidat termuda yang sedikit cuek dan tidak memperdulikan saingan-sainganku yang terlihat lebih pengalaman bekerja. Aku dipanggil dengan urutan terakhir setelah empat orang sebelumnya masuk dan menunggu hasil sampai semua kandidat selesai di wawancara.
Jam menunjukkan pukul  11.15 wib, aku selesai wawancara dengan lancar, beberapa pertanyaan standart dapat ku jawab dengan baik. Tiba giliran pengumuman diberikan masing-masing surat hasil wawancara tadi. Tanpa disangka aku lolos dalam tes tersebut bersama satu orang yang lain. Aku dan satu orang yang lolos dipersilakan melanjutkan tes setelah break istirahat makan siang.
Karena tinggal kami berdua yang akan mengikuti tes lanjutan, aku berkenlan dengan Rika, dia seorang Sekretaris yang masih bekerja di perusahaan swasta. Rupanya dia sedang mencoba mengajukan lamaran kerja ditempat lain karena dia malas dengan tempat dia sekarang yang tidak mendapatkan kenaikan gaji, padahal sudah lama bekerja. Aku mendengarkan saja ceritanya sambil menyantap makan siang. Diriku sendiri belum mempunyai cerita background pekerjaan sebelumnya, sebab aku memang baru lulus dari akademi sekretaris di Bandung dan mencoba peruntungan di Jakarta.
Pukul  12.50 kami kembali ke ruangan tempat kami menunggu sesi berikutnya, teman baruku tadi dipersilakan untuk masuk lebih dulu.. kira-kira 20 menit tiba giliranku, namun setelah keluar dari ruangan temanku tadi tampak tidak ada raut muka gembira atau bahagia. Tidak sempat kutanyakan apa saja yang dibicarakan di dalam, karena aku langsung dipanggil ketika dia keluar. Hasil wawancara tadi menanyakan berapa gaji yang aku inginkan dan bersediakah jika ada kegiatan kantor ke luar kota dan Perusahaan membutuhkanku dikala hari libur tetap masuk. Dengan jelas aku jawab tidak ada keberatan termasuk dengan gaji awal yang masih skala UMR, karena aku belum pengalaman bekerja dan nego gaji lebih dari standart UMR belum terpikiri olehku.
Selesai wawancara pimpinan tersebut berdiri dan menyalamiku sambil berkata selamat datang dan selamat bergabung di perusahaanya, artinya aku diterima bekerja.. senangnya hatiku. Ini adalah hari terbaik dalam hidup. Sambil berlalu keluar Gedung kantor aku langsung terbanyang banyak hal yang aku bisa raih setelah bekerja, termasuk memenuhi kebutuhan hidupku, karena keluargaku termasuk  ekonomi yang biasa-biasa saja, jadi sering banyak kenginan keperluan yang tidak bisa dipenuhi orangtuaku.
Awal bulan menjadi tanggal pertama aku masuk bekerja, belajar menyesuaikan di lingkungan baru dan berusaha menjalankan arahan Bosku dengan baik. Untung Bosku termasuk yang baik, sabar dan sopan, aku nyaman bakerja dengannya.
Enam bulan sudah masa percobaanku untuk menjadi Sekretaris Pribadi, rasanya waktu cepat berlalu. Aku mulai lihai dengan pekerjaanku, dari menyiapkan jadwal meeting, notulen dan keperluan dinas keluar kota mulus kulaksanakan tanpa ada complain darinya. Hari ini aku diangkat sebagai Karyawan tetap dan mendapat tambahan uang transportasi sebagai rewardnya, lumayan untuk nambah uang jajan dan mengganti uang taksi pulang kerja, karena sekarang jam kerjaku bukan lagi tenggo, tapi mengikuti jam kerja bosku yang kadang tidak tentu. Bisa aku pulang jam 9 malam, bahkan jam 12 malam tergantung pekerjaanku dan pekerjaan bosku. Malam ini sepertinya aku harus lembur lagi sampai malam mempersiapkan tender di luar kota.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.45 wib, belum ada tanda- tanda bosku akan mengakhir jam kantor hari ini, dia termasuk orang yang gila kerja.. itu aku ketahui dari teman kantorku yang sudah lama bekerja, sehingga tidak aneh kalau dia tidak pernah pulang sebelum jam 9 malam. Aku mulai kantuk karena tadi malam nonton drama korea favoritku, ketika aku menguap bosku datang menghampiri dan menyuruhku siap-siap untuk pulang. Pekerjaanku diatas meja sudah rapih dan segera pamit pulang, ternyata diapun sudah membereskan pekerjaan diruangannya dan mengajakku untuk pulang bareng  dengannya. Antara sungkan tapi tidak enak menolak tawarannya,aku  takut dibilang tidak sopan karena menolak tawarannya.
Dijalan arah pulang Bosku mulai membuka pembicaraan santai yang jauh berbeda ketika berada dikantor, sosok yang berjiwa muda lebih aku dapati kala itu, disela-sela obrolan sekali kali dia berceloteh dan menceritakan hal lucu yang membuatku bisa tertawa, aneh dalam hatiku kenapa bisa berubah drastis anatara didalam dan diluar kantor.
Sebagai bawahannya aku belum berani terlalu akrab lebih dari hubungan atasan dan bawahan, aku tidak ingin keakraban di luar kantor aku bawa ke pekerjaan, aku hanya sebatas mendengarkan saja cerita-cerita nya yang kadang memang berisi humor lucu dan mampu memecahkan keheningan diperjalanan kami malam itu. Malam- malam selanjutnya aku sudah tidak sungkan lagi jika diajak pulang bareng dan dianternya sampai ke rumah, lumayan menghemat ongkosku dan aman sampai rumah pikirku.