Mohon tunggu...
Humaniora

Konseling Bukan Proses Sekali Jadi

27 Maret 2018   07:28 Diperbarui: 27 Maret 2018   08:41 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: https://www.psicologia-online.com)

Jika ada yang beranggapan proses konseling itu instan maka orang itu salah besar dan harus mendapat pengetahuan tentang konseling lebih dalam lagi. Jadi, konseling harus melewati proses-proses yang memang harus dipenuhi dalam pelaksanaannya. Berikut langkah-langkah pelaksanaan konseling :

1. Membangun Hubungan

Seperti yang sering dinyatakan dimana-mana, konseling pada hakikatnya adalah sebuah hubungan. Lebih tepatnya, konseling adalah hubungan yang sifat dan tujuannya membantu/menolong. Dengan definisi tersebut sudah jelas kalau langka awal yang harus diambil seorang konselor  adalah membangun iklim yang kondusif bagi penghargaan timbal-balik, kepercayaan, kebebasan, komunikasi terbuka dan pemahaman umum tentang apa saja yang terlibat di dalam proses konseling. Membangun hubungan dengan klien harus dicapai di dalam proses awal konseling, selain juga menentukan apakah klien bersedia melanjutkannya atau tidak.

2. Pengidentifikasian dan Pengeksplorasian Problem

Jika tahap satu tercipta dan berlangsung dengan baik maka klien akan lebih reseptif terhadap diskusi dan eksplorasi yang mendalam terhadap problem mereka. Selama fase ini, seorang konselor akan terus menampilkan perilaku pendampingan dan memberikan titik tekan bagi keterampilan komunikasi seperti parafrasa, klarifikasi, serta pemeriksaan persepsi serta umpan balik. Seorang konselor harus memilah antara problem mana yang hanya permukaan atau kulit luar, dan mana yang lebih dalam dan kompleks. Konselor juga harus berusaha menentukan dengan pasti apakah problem sesungguhnya, yaitu yang paling mendorong klien datang ke konselor.

3. Merencanakan Pemecahan Problem

Setelah konselor menentukan semua informasi relevan yang terkait problem klien dan memahaminya, dan setelah klien menerima fakta kalau ia memang perlu bertindak sesuatu untuk mengatasi problem tersebut, maka tibalah waktunya untuk membuat sebuah rencana bagi pemecahan problem, perbaikan dalam hubungannya dengan problem klien. Pada pengembangan lebih jauh rencana ini, konselor menyadari kalau klien sering kali tidak bisa mencapai pemahaman, implikasi atau probabilitas dasar secepat yang diharapkan konselor.

4. Pengaplikasian Solusi dan Penutupan Konseling

Ditahap terakhir ini, tanggung jawab menjadi syarat utama keberhasilan. Klien bertanggung jawab mengaplikasikan solusi yang sudah disepakati, dan konselor menentukan titik awal dan titik akhir pengaplikasian. Meskipun begitu, klien juga berhak menghentikan proses ini kapanpun dia inginkan. Konselor biasanya dapat menangkap sejumlah indikasi apakah proses konseling perlu diteruskan, diubah, dipersingkat, ditambah atau dihentikan, namun masih tetap membuka pintu untuk klien memilih keputusan.

Jadi itulah proses konseling yang harus di lewati agar suatu problem seorang klien terpecahkan. Konseling tidak terjadi begitu saja, harus ada proses dan rangkaian langkah-langkahnya agar terstruktur dengan rapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun