Mohon tunggu...
Yasinta Novia Ramadhani
Yasinta Novia Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa SIKIA Universitas Airlangga

Di bawah langit yang sama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penyebab Banyaknya Kasus Bullying di Indonesia

3 April 2023   08:56 Diperbarui: 3 April 2023   08:59 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kasus penindasan atau bullying masih sering terjadi di Indonesia. Seperti kasus yang baru-baru ini terjadi yaitu bullying berujung bunuh diri yang menimpa seorang siswa kelas 4 SD di Banyuwaangi. Diduga korban mengalami penindasan di sekolahnya karena tidak memiliki ayah atau yatim. Dari kasus tersebut dapat dipastikan bahwa bullying tidak hanya terjadi pada orang dewasa dan remaja saja tetapi anak-anak di bawah umur pun bisa menjadi korban sekaligus pelaku penindasan atau bullying.

Penindasan atau bullying merupakan bentuk kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk menyakiti orang lain. Salah satu penyebab terjadinya bullying adalah pergaulan yang menyimpang atau kurangnya pengawasan dalam bergaul. Pergaulan sendiri merupakan bentuk interaksi sosial antar sesama dalam jangka waktu yang lama pada lingkungan tertentu. Dalam bergaul dapat ditemukan beberapa karakter atau perbedaan antara satu orang dengan orang lainnya. Perbedaan itu dapat berupa fisik yang dimiliki, tingkat kepandaian, gender, status sosial dan lainnya. Karena sudah sepatutnya manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Seseorang atau sekelompok orang biasanya melakukan penindasan terhadap orang lain karena mereka merasa pantas atau wajar untuk melakukannya. Beberapa dari mereka juga melakukan candaan dengan perbedaaan yang dimiliki orang lain kemudian berpikir bahwa orang tersebut baik-baik saja dan menerima perlakuan mereka. Tanpa mengetahui bahwa sebenarnya beberapa orang tidak dapat menerima perbedaan yang dimiliki dan berakhir merasa dikucilkan karena berbeda dengan yang lain. Bullying juga berdampak buruk pada kesehatan mental seperti merasa cemas yang berlebihan, depresi, kurangnya rasa percaya diri bahkan juga sampai melakukan bunuh diri. Hal ini dikarenakan oleh kurangnya sikap menghargai perbedaan dalam diri. Dengan begitu, ia akan merasa paling sempurna atau paling benar terhadap orang lain dan berakhir melakukan penindasan.

Sikap menghargai perbedaan perlu ditanamkan dalam diri sejak usia dini. Penanaman sikap menghargai perbedaan dapat dilakukan melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah usaha untuk mengajarkan dan menanamkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Dengan memiliki karakter yang baik dapat memberikan kehidupan yang baik pula. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kasus bullying yang terjadi di Indonesia dan memberikan kehidupan yang aman, nyaman, dan tentram bagi penduduknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun