Mohon tunggu...
yasintaiap
yasintaiap Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Nama saya Yasinta Istighfan Adellia Putri yang merupakan mahasiswa aktif di Universitas Islam Negeri Walisongo prodi Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Hoax Menginvasi Demokrasi: Analisis Kasus Ratna Sarumpaet dan Seruan Kewaspadaan

3 Mei 2024   09:40 Diperbarui: 3 Mei 2024   10:04 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Akun X Jhon Sitorus (@Miduk17)

    Pada tahun 2018, Indonesia dikejutkan oleh berita bohong yang disebarkan oleh aktivis HAM Ratna Sarumpaet. Hoax penganiayaan yang diakuinya ini bagaikan luka di tubuh demokrasi, menunjukkan kerentanan media dan masyarakat dalam menghadapi informasi menyesatkan di era digital. 

Hoax Ratna Sarumpaet bermula dari cuitannya di media sosial yang menceritakan penganiayaan oleh kelompok pro-pemerintah. Media massa dengan sigap memberitakannya, bahkan beberapa media besar memuat berita ini di halaman depan tanpa verifikasi yang memadai. Hal ini memicu kemarahan publik dan memperparah polarisasi politik di Indonesia.

Kebohongan Ratna Sarumpaet terungkap setelah dia ditangkap oleh pihak kepolisian. Pengakuannya tentang penganiayaan palsu ini menggemparkan publik dan menimbulkan pertanyaan besar tentang kredibilitas media massa. Bagaimana bisa media besar terjebak dalam hoax ini?

Kasus hoax Ratna Sarumpaet menjadi contoh nyata tentang bagaimana informasi yang salah dapat dengan mudah menyebar di era digital. Media sosial dan platform online lainnya menjadi wadah bagi penyebaran hoax dan ujaran kebencian yang dapat memicu keresahan dan perpecahan.

Kejadian ini juga menunjukkan perlunya kewaspadaan dan edukasi literasi media bagi masyarakat. Masyarakat perlu memiliki kemampuan untuk meneliti kebenaran informasi sebelum menyebarkannya. Media massa juga perlu memperkuat standar jurnalistiknya dan lebih kritis dalam menyajikan informasi.

Hoax Ratna Sarumpaet menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Kita perlu bersatu untuk melawan penyebaran informasi menyesatkan dan membangun budaya media yang lebih sehat dan bertanggung jawab. Demokrasi hanya dapat berkembang dengan informasi yang akurat dan objektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun