Kepada : Sang Guru Pluralisme
Oleh : Ahmad Yasin Syafi’I
Berdiri aku di senja sunyi
Gagak mengakak memenuhi angkasa
Langit-langit jadi oranye, berpudaran
Mengalah matahari, memenangi malam
Angin pulang menepuk pepohonan
Berlari menuju gunung, memuncak sepi
Rumput dan batu tetap bungkam, tak berkata
Aku tetap berdiri di senja itu
Sedang engkau hanya terbaring, terdiam dalam lamunan
Menatap langit yang mulai suram, terguyur cakrawala
Hampa terjalin dari matamu, jelas adanya
Pikirmu pula tak berisi, hanya kosong
Guru,
Apa yang sedang merisaukanmu, saat ini?
Masih segar dalam benakku, tentang kisahmu
Ku kenal lewat bahasamu yang unik
Ucap katamu juga nyentrik, bisa pula aneh
Mengudara bebas dari hatimu, menjadi sangat lucu
Siratkan makan tak bertepi dan tinggi
Terasa kuat cengkraman tanganmu
Ada kehangatan, ada kepercayaan
Kepada mereka yang kau sayang
Matamu bagai nyalang elang
Tajam melihat mimpi, lembut dalam cinta
Membiasi ketakberdayaan, memantulkan kebebasan
Langkahmu kobarkan semangat
Pada pikir dan nurani yang rapuh
Membawa harapan nyata pada bangsa
Tentang arti kemerdekaan sejati
Guru,
Apa yang sedang engkau takutkan, sekarang?
Pikiranmu yang cerdas, tak bisa ku ulas
Wibawamu yang anggun, buat aku tertegun
Perjuanganmu istiqomah, jadikan aku kalah
Kasih sayangmu lembut, hilangkan mrengut
Lakumu yang kuat, bikin ku terpikat
Hatimu begitu indah, tak pernah bisa ku jamah
Aku bawakan bunga padamu, tapi kau bilang masih
Aku bawakan senyumku padamu, tapi kau bilang cukup
Aku bawakan darahku padamu, tapi kau bilang sudah
Aku bawakan mimpiku padamu, tapi kau bilang meski
Aku bawakan cintaku padamu, tapi kau bilang tapi
Seketika itu, engkau terbangun
Dan berkata : “gitu aja kok repot!”
Surabaya, 31 Desember 2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H