Buruan Sae Mandiri di Kelurahan Cibangkong, Kota Bandung, merupakan inisiatif untuk membangun kemandirian dalam pengelolaan urban farming sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan, kesejahteraan masyarakat, dan keberlanjutan lingkungan. Saat ini, pengelolaan Buruan Sae masih tergantung pada pemerintah, baik untuk pasokan bibit maupun perawatan kebun yang melibatkan petugas Gober. Selain itu, minimnya partisipasi masyarakat dan terbatasnya sarana serta prasarana menjadi kendala utama. Untuk mengatasi tantangan tersebut, program ini dirancang dalam tiga tahapan: jangka pendek, menengah, dan panjang.
Program Charming --Pada tahap awal, dilakukan restrukturisasi kelompok tani, pelatihan dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), dan peluncuran program 1 RW 1 tanaman untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat. Pada tahap menengah, fokus diarahkan pada peningkatan partisipasi dan kolaborasi dengan stakeholder eksternal untuk mendukung keberlanjutan program. Tahap jangka panjang mencakup pembentukan koperasi simpan pinjam bibit sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada pemerintah dan menciptakan sistem ekonomi yang mandiri di sektor urban farming.
Program ini diharapkan menjadi model pengelolaan pertanian perkotaan yang berkelanjutan dan dapat direplikasi di wilayah lain. Dengan Buruan Sae sebagai pusat edukasi dan sumber pangan lokal, masyarakat dapat memperoleh manfaat langsung melalui akses pangan sehat dan kegiatan ekonomi. Selain itu, keberhasilan program ini akan berkontribusi pada pengurangan ketergantungan pangan dari luar daerah dan memperkuat ketahanan pangan perkotaan di Kota Bandung.
Kata Kunci: urban farming, Buruan Sae, ketahanan pangan, koperasi bibit, kemandirian ekonomi, pemberdayaan masyarakat, keberlanjutan lingkungan, Kelurahan Cibangkong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H