Definisi sistem energi ialah suatu sistem menyeluruh yang terdapat dalam proses pengelolaan energi dimulai dari proses produksi energi, konversi, pendistribusian, hingga proses pemanfaatannya. Sistem energi memiliki sifat yang dinamis karena dapat mengikuti perubahan aspek setiap tahun nya seperti :
- Perkembangan Ekonomi : adanya ekonomi hijau juga membuat perkembangan energi menjadi energi hijau
- Perkembangan Teknologi : adanya teknologi yang semakin berkembang canggih juga berdampak terhadap teknologi yang digunakan dalam memproduksi energi. Jika kita tidak aware maka kita hanya bisa menjadi konsumen energi negara lain, bukan produksi energi mandiri,
- Perkembangan Penduduk : meningkatnya jumlah penduduk juga brpengaruh terhadap tingkat konsumsi energi negara.
- Tekanan Lingkungan : konsennya prosuksi energi juga harus memperhatikan kondisi lingkungan agar tetap terjaga, oleh karena itu saat ini pemerintah sedang berusaha untuk beralih dari energi fosil ke energi baru terbarukan untuk menuju energi hijau.
- Persepsi konsumen/prosumer : dalam hal ini konsumen juga bisa menjadi produsen, seperti halnya pada PLTS atap.
Pada saat ini yang tengah menjadi trend transisi energi secara global ialah menuju pengembangan energi bersih atau yang biasa dikenal dengan istilah Net Zero Emission (NZE). Net zero emission merupakan keadaan dimana kita masih diperbolehkan untuk mengeluarkan emisi dengan syarat mengkompensasi emisi tersebut.Â
Berbeda halnya dengan Zero Carbon yang mana kita tidak boleh sama sekali menggunakan fosil. Saat ini fokus tujuan secara global ialah menuju Net Zero Emission yang berarti kita masih diberi kesempatan untuk mengahsilkan emisi namun emisi tersebut tidak boleh sampai ke lapisan atmosfer dengan cara di injeksikan melalui hutan atau rekaya teknologi.Â
Paris Aggreement dapat mempercepat transisi ekonomi dan energi dunia karena didalamnya berisi pernyataan sebagai berikut :
- Komitmen "Net Zero Emission" negara -- negara industri
- Transisi ekonomi berbasi karbon ke non-karbon :
- Transformasi industri fosil ke industri energi terbarukan
- World Bank tidak lagi mendanai upstrem oil and gas dan bb
- 2021 European Investment bank no more support for fossil.
- Transisi Centralized ke Decentralized Energy System (pengembangan mini/microgrid berbasis energi terbarukan).
Transisi energi penting dilakukan oleh Indonesia untuk dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, perlindungan terhadap lingkungan hidup, mendukung penurunan emisi GRK, dan meningkatkan optimalisasi pemanfaatan sumber nergi, ketahanan ekonomi nasional dan pemberdayaan ekonomi daerah.Â
Untuk dapat menuju target NDC 2030 serta NZE 2060 maka diperlukan strategi transisi energi Gradual transition yaitu tetap menggunakan fosil tetapi dengan teknologi yang dapat menurunkan karbon serta mengoptimalisasi konservasi energi.Â
Transisi energi di Indonesia menggunakan metodologi pemodelan energi dengan 2 model yaitu model LEAP dan model Balmorel (khusus pembangkit listrik). Berikut merupakan alternatif Indonesia dalam menentukan Peaking emisi GRK sektor pembangkit :
- Berdasarkan proyeksi demand dan pengaturan sisi pasokan
- Metode forecasting asumsi demand listrik utama berdasarkan pada asumsi pertumbuhan ekonomi dan ditambah asumsi perkembangan teknologi efisiensi energi.
- Bersifat dinamis, bisa berubah mengikuti perkembangan pertumbuhan ekonomi
- Berdasarkan penentuan target kWh/kapita
- kWh/kapita Indonesia masih dibawah rata- rata dunia
- kWh/kapita merupakan salah satu indikator pertumbuhan/kemajuan oembangunan suatu negara
- Metode backcasting, berdasarkan rencana indonesia Emas 2045, asumsi target GDP/kapita 2045 atau target SDG Indonesia
- Bersifat tetap dan jelas terkait target yang dituju
- Ditambah lesson learn dari negara kain yang setipe dengan Indonesia.
Indonesia saat ini fokus terhadap tujuan untuk mencapai target Net zero emission. Salah satu strategi yang digunakan ialah transisi dari energi fosil menuju energi terbarukan. Indonesia sangat berpeluang untuk berkembang menuju energi terbarukan. Hal tersebut dikarenakan sumber energi terbarukan terdapat di seluruh Indonesia dalam berbagai jenis dan volume.Â
Sering diperbincangkan terkait nergi nuklir yang akan digunakan sebagai energi pengganti energi fosil. Tentunya setiap sumber enrgi memiliki kelebihan dan kekurangan masing -- masing. selain energi nuklir juga terdapat green hydrogen yang dianggap sebagai pengganti energi fosil yang paling prospek kedepannya.Â
Pertamina juga telah melakukan penelitian terkait green hydrogen yang menunjukkan tidak ada emisi sama sekali. Hydrogen sangat penting untuk diperhatikan di Indonesia.Â
Terlepas dari sumber nergi apa yang tepat untuk menggantikan energi fosil di Indonesia, tidak lupa untuk berpedoman dengan indikator ketahanan energi yang dikenal dengan 4A + 1S (availability, accesibility, affordability, acceptability, dan sustainability) sebagai bentuk pertahanan mendukung enrgi dan energi mendukung pertahanan dalam mewujudkan ketahanan nasional di Indonesia.