Mohon tunggu...
Juli Dwi Susanti
Juli Dwi Susanti Mohon Tunggu... -

Guru dan Dosen Matematika, Founder Nurul Amanah Foundation , student motivator , Cerpenis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Umurnya Lebih Tua dari Sulungku

19 Agustus 2012   14:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:32 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13453871702030274274

Awalnya aku bingung, apaa ya yang bisa kutulis dari sebuah benda kenangan ? Tapi menjelang tidur ini kok aku jadi kepikiran ya, sebuah benda yang bersejarah dalam keluarga kami, dan terus mengikuti kemanapun kami pergi kini.Benda ini sederhana, hanya sebuah lemari pajangan, yang terbuat dari kayu jati. Tapi buat kami ini tidaklah sesederhana itu. Nilai sejarah yang tertanam pada benda ini amatlah kuat, bahkan umurnya lebih tua dari umur sulungku yang tahun 2012 ini mulai kuliah ! Lemari ini adalah hadiah perkawinan kami di Februari 1993, yang merupakan pemberian dari rekanan kerja suami dulu yang saat itu sudah berkarir di sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang  kontraktor. Ya suamiku dulunya adalah salah satu pegawai yang merupakan spesialis highbuilding, Hasil karyanya seperti gedung Kemang, dll. Suamiku bergabung pada tahun 1987 selepas STM pembangunan , dan bermula dari Bakauheni Lampung. Lalu karena karirnya bagus ia ditarik ke Jakarta berawal membangun Pelindo II Tanjung Priuk. Setelah 6 tahun bekerja karirnya terus menanjak dan pada usia 26 dia sudah cukup mapan untuk menikahiku. Banyak yang sayang padanya, karena orangnya supel dan gampang ngebanyol. Pada saat resepsi pernikahan, kami banyak menerima kado pernikahan dalam bentuk uang dan barang . Dan itu yang kami syukuri tak ada habisnya. Sehingga perabot rumah tangga kami lengkap adanya ( ga nyombong loh ) . Padahal dia hanya sebagai pengendali lapangan di perusahaannya. Nah lemari ini datang paling akhir. Kata suamiku saat itu dengan dolar 2400 harganya bisa 3 jt an lebih. Waah gajinya saja belum tentu cukup. Lemari ini terbuat dari kayu jati yang khusus dipesan dari Jepara untuk hadiah buat pernikahan suamiku dan aku. Dia datang hampir 2 minggu setelah resepsi. Kami memang langsung tinggal dirumah sendiri, hasil tabungan dari gajinya selama bekerja. Buatku dengan bentuknya sederhana tidaklah terlalu menarik, dalam hatiku model sederhana gini kok mahal banget, tapi beratnya minta ampun ! Sampai dengan anak anakku lahir dan kemudian kami pindah rumah, arti lemari ini belum berharga dimataku. Apalagi kami pergi dalam situasi krisis moneter. Ya suamikupun sempat terhantam krisis. Perusahaannya guncang, sehingga suami memutuskan untuk keluar dari perusahaan itu dan rumah dijual . Bahkan kami sempat melanglang buana ke Semarang hingga tahun 2003 juli. Dimana kami pulang lagi ke Bekasi dan menyewa sebuah rumah petak. Tentunya lemari ini belum cukup untuk kubawa. Alhamdulillah tahun 2004 kami sudah bisa menyewa sebuah rumah untuk kami tempati, lemari itupun mulai kami ambil dari rumah adikku, dimana selama penitipan diletakkan diluar rumahnya, yang kebayang dong ! Kusam dan hampir termakan rayap , hiks hiks.  Oleh suamiku, lemari itu dirapihkan kembali dan dicat pernis coklat tua, sehingga warnanya kembali bagus, gak malu maluin. Tahun 2007 kami pindah lagi ke perumahan kami yang sekarang ini di Bekasi, maklum kontraktor ! Alias tukang ngontrak. Dengan jumlah anak 3 saat ini uang kami belum cukup untuk mengambil rumah lagi. Diperumahan inipun kami sudah 3 x pindah hingga tempat yang sekarang. Maunya siiih pindah sudah masuk rumah sendiri amiiin.Nah lemari ini juga turut dibawa sana sini. Berulang kali suamiku menambal dengan triplek tambahan karena tikus dan rayap mulai iseng memakan bagian bagian vital seperti kaki bawah dan laci lacinya. Aku salut dengan lemari ini, kuaat sekali padahal sudah bawa sana, bawa sini. Mengikuti kami kemanapun pergi. Dan lemari ini sangat kami butuhkan untuk menyimpan perabot rumah yang juga sebagian masih merupakan kado hadiah perkawinan. Wkwkwk aku lucu mengingatnya, .seperti piring hias kado atasannya dari Singapura. Juga karena aku sekarang guru, lumayan menyimpan barang barang souvernir pemberian siswa baik dalam negri maupun luar negri. Jujur , dalam kondisi saat ini dengan kayu sekuat ini belum tentu aku bisa kebeli lagi. Dan aku sangat berterimakasih pada lemari ini yang masih terus setia menemani kami. Aku sempat bercanda dengan sulungku, saat ia meminta untuk dibuang saja, waaa bang, ini lemari belum ada gantinya kataku. Umurnya saja lebih tua dari umurmu, dia kelahiran Juni tahun 1995. Sulungku hanya geleng geleng kepala " Dasar emak emak seneng banget ma yang Jadul ! Katanya. " Eeeh jadul jadul juga manfaatnya loch " kataku membela diri. "Sekalipun nanti kita bisa beli lagi, aku takkan lupa, kecuali dia sudah tidak bisa dipakai sama sekali ! Terimakasih lemariku ! Tambun City, 19  Agustus 2012 http/misjulie.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun