Malam minggu lalu , aku diajak sulungku untuk mengantarnya ke Mampang. Maklum walau badanya besar dan tinggi tapi mengingat umurnya belum 17 terkadang dia lebih nyaman pergi bersama kami ayah atau ibunya. Sebenarnya aku punya banyak kerjaan mengingat besok minggunya ada monitoring mengajar S-1 Paud UT UNJ pokjar Bekasi , demi sayangku , apapun kuberikan walaupun harus naik thundernya dari Bekasi ke jakarta. Kebayangkan untuk umurku rasanya terbayang lelah. Mulailah perjalanan , start jam 7 lebih hingga kami tiba di GYANT Mampang pukul 8.30..ach lumayan akhirnya turun juga. Sementara sulungku sibuk bertelepon ria dan menunggu temannya dimana dia sudah janjian untuk ketemu. Rasa lapar memaksaku untuk berkeliling mencari makan, sudah habis semua , yang ada hanya Dunkin Donat. Tapi,..ada hal yang membuatku terus menatap sesuatu didepan Dunkin Donat tersebut. Kulihat 2 anak pemulung asyik bercanda dan didepannya teronggok 2 karung bawaan mereka masing - masing. Riang sekali mereka, tidak tampak kesedihan dimata mereka. Aku ingin sekali menyapa mereka , tapi perutku lapar. tergelitik rasa ingin membeli donat di Dunkin Donat , perut terganjal , aku juga ingin berbagi pada mereka. Kubeli satu kotak isi 6 , kusodorkan pada mereka terlebih dahulu. Mereka takut takut mengambil. " Ayo ambil satu-satu ya , kucontohkan dengan mengambil satu untuk kumakan sendiri. Akhirnya mereka berani mengambil. Sambil makan aku bertanya pada mereka. " Sekolah tidak ? " " Sekolah tante dia nih di SD Negri sekian ( Aku lupa ) , tapi kalau saya tidak sekolah tante " kata temannya yang paling ceria. " Loch kok ga sekolah ?? kenapa " " Habis ga ada yang mbiayain tante " " Ayah ibu mu masih ada ? kerja apa mereka ? kutanya seperti itu justru dia tertawa " Bapak pemulung juga kaya aku , ibuku ibu tiri galak banget tante ga mau nyekolahin aku. Tapi biarlah enak begini bisa nyariin uang buat adik yang disekolahin bapak. Kasian walau sekolah tapi ga diurusin tante, digebukin melulu sampe pingsan. Tanya ajha dia , sambil menunjuk temannya. dan temannya mengangguk membenarkan. Dalam hatiku , anak ini kasian sekali tapi dia tetap bahagia menyikapi hidup. Ach aku jadi malu . terkadang aku sering sedih memikirkan keadaan dirumah dan anak-anakku. Tapi hari ini aku belajar sesuatu darinya. Tetap bahagia dalam keadaaan apapun. Saat tercenung , anakku memanggil , " Ayo buu kita jalan lagi " sambil dia mengambil kue donat yang kupegang. Sisa 2 kuberikan pada mereka , " makasih tante , untuk adik dirumah " katanya. Kutanya pulang jam berapa ? Setengah sepuluh lah tante, kata mereka. Sebuah pertanyaan bodoh menyeruak " Loh ga belajar ? dia yang sekolah ? " kataku. " Kan libur tante besok minggu " oalah baru ingat , malunya aku. Tapi ya sudahlah , sebelum pulang ku foto mereka. Satu pelajaran penting hari ini, tetap bahagia , dalam keadaan apapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H