Mohon tunggu...
Yari Bimanan
Yari Bimanan Mohon Tunggu... -

pernah kecil jg, tapi kini udah ngerti NKRI, gara gara aku udah besar

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Lintah Darat Pulau Bajak Laut

30 Maret 2014   21:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

lintah belang bilang : tenang aja bos, dua duanya mata tuan2 bajak laut itu sudah kututup bos.

kalo kututup cuma sebelah doang kan kayak bajak laut aja, tuan2 itu kan gak mau nampak macam bajak laut, itulah makanya kututup dua duanya.

sang bos, tuan lintah putih ngomong: hore hore.

kok hore hore? hore hore adalah bahasa sandi, lengkapnya sandiwaras, yg artinya : pake kutang ya di mata, namanya aja di pulau bajak laut.

lintah belang bilang: sudah saya karang bos indahnya bunga milik kita, macam bunga awan cendawan  panas pas hiroshima di bom amerika. bunganya besar di awal bos. jadi nanti pasti pengutang butuh dana maka kita kasih aja berikut langsung kita cekik lehernya dgn karangan bunga kita, saya jamin para pengutang bakal kesulitan nelan duit kita bos dan bakalan dimuntahin keluar duit kita bos. dan kalo pengutang nunggak setoran ya kita suruh aja menjual agunannya dgn cepat, kita desak paksa aja bos, bayangkan berapa besar bunga yg kita makan bos, pokoknya buncit deh perut bos. demikianlah bos indahnya karangan bunga saya.

sang bos, tuan lintah putih ngomong: hore hore.

hore hore berarti: yg pake kutang di mata  dan pengutang memang waras kok.

lintah hitam nguping rupanya,berpikirlah ia :  wah besok aku bikin KCL kredit cekik leher  jg, unt pedagang kaki lima dan ibu2 rumah tangga. tapi pake bunga hiroshima atau nagasaki ya?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun