Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Teori Efek Lipstik: Antara Kecantikan, Ekonomi, dan Gaya Hidup Milenial

29 Januari 2025   19:39 Diperbarui: 29 Januari 2025   19:39 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.bing.com/images/create/create-a-vibrant-and-modern-digital-illustration-d/

Lipstik, Resesi, dan Eksistensi

Pernahkah kamu merasa dompet kering kerontang saat krisis ekonomi, tapi tetap nekat beli lipstik baru? Selamat, kamu bukan sendiri! Fenomena ini disebut Lipstick Effect, sebuah teori yang pertama kali dicetuskan oleh ekonom Leonard Lauder dari Este Lauder Companies. Konsepnya sederhana: saat ekonomi sedang lesu, orang---terutama perempuan---justru meningkatkan konsumsi produk kecantikan, terutama lipstik. Alasannya? Because looking fabulous is non-negotiable!

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Hill dkk. (2012), ditemukan bahwa ketika resesi melanda, pengeluaran untuk sebagian besar barang mengalami penurunan. Namun, ada satu pengecualian: produk kecantikan, khususnya yang berhubungan dengan daya tarik. Studi ini menjelaskan bahwa dorongan untuk membeli produk kecantikan berasal dari kebutuhan evolusioner untuk tetap terlihat menarik demi mendapatkan pasangan dengan sumber daya lebih banyak.

Nah, kalau kita pikir-pikir lagi, ini cukup masuk akal. Saat masa sulit, orang mencari cara murah meriah untuk tetap merasa "berdaya." Dan buat banyak orang, lipstik adalah jawabannya. Kenapa beli tas mahal kalau lipstik bisa memberikan efek "glow up" instan?

Gaya Hidup Milenial: Dari Kantor ke Instagram

Sekarang kita masuk ke pertanyaan besar: apakah efek lipstik ini masih relevan di era modern? Jawabannya: iya banget! Tapi dengan sedikit plot twist.

Dulu, efek lipstik lebih dikaitkan dengan daya tarik pasangan. Tapi menurut penelitian Netchaeva & Rees (2016), fenomena ini kini juga dipengaruhi oleh tekanan di tempat kerja. Perempuan modern tidak hanya menggunakan riasan untuk menarik pasangan, tetapi juga untuk tampil lebih percaya diri di lingkungan profesional. Dalam dunia kerja yang kompetitif, first impressions matter. Dan jika lipstik merah bisa bikin tampilan lebih bossy di ruang meeting, why not?

Bahkan, dengan meningkatnya budaya media sosial, efek lipstik berevolusi ke tingkat yang lebih ekstrem. Tidak percaya? Coba lihat tren beauty haul di TikTok atau Instagram. Generasi milenial dan Gen Z tidak hanya membeli lipstik karena ingin terlihat menarik, tetapi juga karena FOMO (Fear of Missing Out). Mereka ingin tetap relevan di dunia maya. Dalam ekonomi yang fluktuatif, investasi dalam riasan yang murah tapi efeknya luar biasa jadi pilihan utama.

Long Weekend: Surga Liburan atau Neraka Keuangan?

Setiap ada pengumuman tanggal merah yang nyambung jadi long weekend, orang Indonesia langsung heboh. Tiket pesawat dan hotel melonjak, kafe penuh, dan timeline media sosial dipenuhi foto OOTD orang-orang yang lagi liburan ke tempat hits.

Namun, di balik euforia ini, ada fenomena menarik: meskipun biaya liburan meningkat, ada satu produk yang tetap dibeli bahkan lebih sering---lipstik!

Kenapa bisa begitu?

  • Self-reward sebelum dan sesudah liburan: Setelah kerja keras dan nabung buat liburan, banyak orang merasa perlu "memanjakan diri" dengan sesuatu yang kecil tapi bikin bahagia. Lipstik adalah pilihan sempurna karena relatif murah dibandingkan dengan tas atau baju baru.
  • Efek FOMO & dokumentasi sosial: Liburan di era digital bukan hanya soal menikmati tempat, tapi juga soal "terlihat menikmati" tempat itu. Jadi, penampilan harus on point! Karena nggak semua orang bisa beli outfit baru setiap liburan, solusi paling ekonomis adalah... lipstik baru!
  • Psikologi persiapan liburan: Sama seperti orang beli gym membership sebelum tahun baru (dan akhirnya nggak kepakai), banyak perempuan yang membeli lipstik dengan anggapan "biar liburannya makin kece".

Hasilnya? Lipstik laris manis meskipun pengeluaran liburan sedang menggila!

Lipstik, Kepercayaan Diri, dan Daya Beli di Tengah Krisis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun