Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Literasi Keuangan: Biar Duit Nggak Lari Tanpa Pamitan!

28 Januari 2025   21:30 Diperbarui: 28 Januari 2025   21:38 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.bing.com/images/create/an-engaging-illustration-showing-a-diverse-group-o/

Kawan-kawan, mari kita bahas sesuatu yang kadang kita anggap remeh tapi ujung-ujungnya bikin kita gigit jari---literasi keuangan! Sebelum kamu berpikir ini bakal jadi ceramah soal anggaran belanja, santai aja. Ini nggak lebih serius dari drama Korea favoritmu.

Bayangin kamu dapet gaji bulanan. Tapi sebelum akhir bulan, saldo di rekening kayak laut pasang surut: kering. Kamu jadi langganan indomie goreng di minggu terakhir. Padahal, masalah ini seringkali bukan soal gajimu kurang, tapi karena keuanganmu yang kurang "melek". Nah, disinilah literasi keuangan masuk sebagai pahlawan super tanpa jubah!

Kenalan Dulu Sama Literasi Keuangan

Menurut Pulungan (2017) dalam penelitiannya di Medan, literasi keuangan itu ibarat Google Maps buat hidup finansial kita. Kalau kita tahu cara mengelola duit, bikin anggaran, atau ngerti investasi, kita bisa sampai ke tujuan keuangan tanpa nyasar ke jurang utang. Di Medan, tingkat literasi keuangan masyarakat masih di level menengah, alias "lumayan ngerti, tapi belum pro". Akibatnya, banyak keluarga yang ekonominya stagnan.

Tapi tenang, ini bukan masalah yang nggak bisa diperbaiki. Dengan belajar sedikit demi sedikit, kita bisa mengubah kebiasaan belanja impulsif jadi keputusan finansial yang lebih cerdas.

Belanja Impulsif vs Belanja Cerdas: Mana Pilihanmu?

Siapa di sini yang sering tergoda diskon "Beli 2 Gratis 1"? Kamu nggak sendirian, kok. Fenomena ini sering terjadi karena dorongan emosional, bukan kebutuhan.

Penelitian dari Krisnawati (2019) di Bandung menunjukkan bahwa orang yang paham soal literasi keuangan lebih bijak dalam mengambil keputusan investasi, dibanding mereka yang kurang melek finansial. Jadi, kalau kamu sering kepikiran "investasi bodong kok ngegas banget", mungkin ini saatnya belajar literasi keuangan.

Bagaimana caranya biar kita nggak gampang tergoda? Salah satunya, sebelum belanja tanya ke diri sendiri:

  1. Apakah ini kebutuhan atau keinginan?
  2. Kalau nggak beli sekarang, bakal rugi besar nggak?
  3. Uangnya masih cukup buat bayar listrik dan cicilan?

Kadang, jawabannya bikin kita mikir dua kali buat check-out belanjaan di keranjang e-commerce.

Dampak Literasi Keuangan: Dari Dompet Pribadi ke Ekonomi Nasional

Bonang (2019) dalam penelitiannya di Mataram menyebutkan, keuangan keluarga yang sehat itu berpengaruh ke ekonomi negara. Kalau semua orang paham cara mengelola uang, tingkat konsumsi nggak akan berlebihan, utang rumah tangga menurun, dan investasi keluarga jadi meningkat.

Misalnya, kamu bisa mulai bikin anggaran bulanan sederhana:

  • 40% kebutuhan utama (makan, tagihan, cicilan)
  • 30% keinginan (hiburan, belanja)
  • 20% tabungan/investasi
  • 10% dana darurat atau donasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun