Selamat Datang di Dunia DSS dan BI!
Jadi, kamu penasaran dengan buku "Decision Support and Business Intelligence Systems" karya Efraim Turban? Siapkan dirimu untuk perjalanan penuh wawasan (dan sedikit humor) ke dalam dunia yang penuh angka, model, dan keputusan brilian. Buku ini bukan hanya panduan, tapi seperti "Google Maps" bagi para manajer---mengarahkan mereka ke jalur keputusan terbaik. Yuk, kita pecahkan daftar isi buku ini jadi cerita seru!
Bagian I: DSS dan BI - Sahabat Manager yang Pintar
Kamu pernah melihat bosmu menghadap layar komputer sambil mengangguk serius? Mungkin dia lagi asyik pakai DSS (Decision Support System). Buku ini dimulai dengan pengantar bahwa dunia bisnis sekarang nggak bisa lepas dari teknologi, terutama kalau kamu ingin sukses seperti Norfolk Southern, perusahaan kereta api yang jadi bintang di bab pembuka.
Di Bab 1, Turban memperkenalkan DSS sebagai alat ajaib yang mengubah data mentah menjadi keputusan manajerial yang wow. Ada kisah seru tentang GlaxoSmithKline yang mengelola inventaris mereka pakai DSS. Tapi jangan bayangkan robot yang bekerja sendirian; DSS ini lebih seperti partner kerja yang ngingetin kapan kamu harus restock barang di gudang.
Kemudian, Turban menjelaskan tentang Business Intelligence (BI), alias versi upgrade DSS. Kalau DSS itu seperti kalkulator, BI adalah smartphone canggih dengan aplikasi lengkap. Contoh sukses BI? Vodafone yang bikin pelanggan betah dan nggak kabur ke operator lain. Mantap, kan?
Bagian II: Komputer + Otak Manusia = Keputusan Top
Masuk ke Bab 2, kita diajak menyelami dasar-dasar pengambilan keputusan. Turban menegaskan, "Otak manusia itu keren, tapi kalau ditemani komputer, hasilnya lebih dahsyat!" Ada teknologi seperti model matematika, analisis "what-if", dan simulasi. Contohnya? HP pakai model pengambilan keputusan untuk bikin supply chain mereka seefisien TikTok mengatur algoritma!
Di Bab 3, Turban mengupas teknologi DSS dari A sampai Z. Ada subsistem manajemen data, antarmuka pengguna, dan subsistem model. Simpelnya, DSS adalah gabungan canggih antara Excel, aplikasi desain grafis, dan Google Analytics. Dengan DSS, kamu bahkan bisa bikin simulasi telekomunikasi seperti OneNet!
Bagian III: Business Intelligence - Data Itu Seksi, Guys!
Lanjut ke bab berikutnya, kita masuk ke dunia Business Intelligence (BI)---alias cara bikin data jadi alat pamungkas. Bab 5 mengupas data mining. Kalau kamu pikir data mining itu cuma soal gali-gali data, pikir lagi! Data mining adalah seni mengubah angka jadi cerita yang bikin investor jatuh cinta.
Contohnya? 1-800-Flowers. Perusahaan ini nggak cuma jual bunga, tapi juga paham pola pelanggan pakai data mining. Bahkan, ada cerita menarik tentang polisi yang memanfaatkan data mining buat melacak pelaku kejahatan. Jadi, ingat, data itu lebih dari sekadar angka di spreadsheet, ya!
Turban juga ngebahas Artificial Neural Networks (ANN) di Bab 6. Bayangkan ini sebagai otak digital yang bisa belajar dari pengalaman. Misalnya, ANN pernah dipakai buat mengurangi fraud di telekomunikasi atau bahkan meningkatkan rasa bir di Coors. Yup, teknologi bikin rasa bir jadi lebih enak---siapa sangka?
Bagian IV: Text Mining dan Web Mining - Data Itu Banyak Wujudnya
Di Bab 7, kita masuk ke dunia text mining dan web mining. Kalau data mining itu seperti gali emas di tambang, text mining adalah seperti membaca surat cinta tersembunyi di novel klasik. Kamu bisa menemukan pola tersembunyi dalam teks. Contohnya? Merck pakai text mining untuk memahami kebutuhan pelanggan lebih dalam---mungkin kayak membaca pikiran pelanggan, gitu.