Terakhir, prosesnya dipecah jadi potongan-potongan kecil yang lebih manageable. Kayak motong-motong steak supaya gampang dikunyah.
Tiga langkah ini memungkinkan algoritma mengecek soundness dalam waktu yang lebih cepat, bahkan untuk model yang rumit sekalipun.
Membandingkan dengan Pendekatan Sebelumnya
Sebelum kita terlalu terpesona dengan algoritma Prinz dan tim, mari kita lihat bagaimana pendekatan ini berhubungan dengan penelitian sebelumnya. Ingat tiga artikel pendukung tadi? Nah, masing-masing punya peran penting dalam membantu kita memahami mengapa algoritma ini adalah inovasi keren.
Artikel #1: Hubungan Workflow Graphs dan Free-Choice Workflow Nets
Favre, Fahland, dan Völzer (2015) bicara soal bagaimana workflow graphs (diagram alur kerja) dan free-choice workflow nets (jenis jaringan Petri yang simpel) itu seperti dua saudara kandung yang punya hubungan spesial. Intinya, mereka menunjukkan bahwa untuk workflow graphs tanpa inclusive OR-logic, kita bisa langsung mentranslasikannya ke free-choice nets. Tapi kalau sudah melibatkan inclusive OR-logic, nah, itu baru pusing! Kita harus “mengakali” diagramnya dengan mengganti bagian yang sulit diproses.
Kalau dikaitkan dengan penelitian Prinz, teknik loop decomposition dalam algoritma mereka punya tujuan serupa: menyederhanakan bagian-bagian rumit dari model proses bisnis supaya lebih gampang dianalisis. Bedanya, pendekatan Prinz lebih fokus ke siklus, sedangkan penelitian Favre dkk. lebih fokus pada logika inklusif yang sulit diproses.
Artikel #2: Pengecekan Soundness Kilat
Fahland dan kolega (2009) memberikan kita pelajaran penting: pengecekan soundness itu nggak harus lama dan menyiksa. Dengan bantuan alat seperti Woflan dan LoLA (bukan nama karakter game, ya), mereka menunjukkan bahwa bahkan model proses bisnis yang kompleks bisa dianalisis dalam hitungan milidetik.
Prinz dan tim mengambil inspirasi dari sini. Algoritma mereka dirancang supaya bisa berjalan cepat bahkan dalam skenario terburuk sekalipun. Hasilnya? Sebuah algoritma dengan cubic runtime behavior yang super efisien. Kalau algoritma ini jadi selebriti, dia pasti masuk daftar “Top 10 Most Efficient Algorithms of All Time”.
Artikel #3: Framework Analisis BPMN