Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni Bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengurai Simpul Rumit: Algoritma Pengecekan Soundness untuk Model Proses Bisnis

18 November 2024   06:00 Diperbarui: 18 November 2024   07:39 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terakhir, prosesnya dipecah jadi potongan-potongan kecil yang lebih manageable. Kayak motong-motong steak supaya gampang dikunyah.

Tiga langkah ini memungkinkan algoritma mengecek soundness dalam waktu yang lebih cepat, bahkan untuk model yang rumit sekalipun.

Membandingkan dengan Pendekatan Sebelumnya

Sebelum kita terlalu terpesona dengan algoritma Prinz dan tim, mari kita lihat bagaimana pendekatan ini berhubungan dengan penelitian sebelumnya. Ingat tiga artikel pendukung tadi? Nah, masing-masing punya peran penting dalam membantu kita memahami mengapa algoritma ini adalah inovasi keren.

Artikel #1: Hubungan Workflow Graphs dan Free-Choice Workflow Nets

Favre, Fahland, dan Völzer (2015) bicara soal bagaimana workflow graphs (diagram alur kerja) dan free-choice workflow nets (jenis jaringan Petri yang simpel) itu seperti dua saudara kandung yang punya hubungan spesial. Intinya, mereka menunjukkan bahwa untuk workflow graphs tanpa inclusive OR-logic, kita bisa langsung mentranslasikannya ke free-choice nets. Tapi kalau sudah melibatkan inclusive OR-logic, nah, itu baru pusing! Kita harus “mengakali” diagramnya dengan mengganti bagian yang sulit diproses.

Kalau dikaitkan dengan penelitian Prinz, teknik loop decomposition dalam algoritma mereka punya tujuan serupa: menyederhanakan bagian-bagian rumit dari model proses bisnis supaya lebih gampang dianalisis. Bedanya, pendekatan Prinz lebih fokus ke siklus, sedangkan penelitian Favre dkk. lebih fokus pada logika inklusif yang sulit diproses.

Artikel #2: Pengecekan Soundness Kilat

Fahland dan kolega (2009) memberikan kita pelajaran penting: pengecekan soundness itu nggak harus lama dan menyiksa. Dengan bantuan alat seperti Woflan dan LoLA (bukan nama karakter game, ya), mereka menunjukkan bahwa bahkan model proses bisnis yang kompleks bisa dianalisis dalam hitungan milidetik.

Prinz dan tim mengambil inspirasi dari sini. Algoritma mereka dirancang supaya bisa berjalan cepat bahkan dalam skenario terburuk sekalipun. Hasilnya? Sebuah algoritma dengan cubic runtime behavior yang super efisien. Kalau algoritma ini jadi selebriti, dia pasti masuk daftar “Top 10 Most Efficient Algorithms of All Time”.

Artikel #3: Framework Analisis BPMN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun