Karya Terkait dan Teknik Pengelompokan dalam Kristalografi
Meskipun karya Foadi dengan BLEND memberikan dasar yang fantastis, pendekatan ini bukanlah satu-satunya pendekatan yang ada. Liu dkk. (2012) dan Giordano dkk. (2012) berkontribusi pada bidang ini dengan pendekatan unik mereka sendiri, yang masing-masing membahas aspek pengelompokan kristal dan analisis data yang berbeda.
Misalnya, Liu dkk. berfokus pada metode yang dikenal sebagai Single-wavelength Anomalous Dispersion (SAD). Teknik ini memanfaatkan sedikit perbedaan dalam data difraksi, sering kali dari jenis atom yang sama dalam suatu protein.Â
Pekerjaan mereka menunjukkan bahwa menggabungkan data SAD dari beberapa kristal, bahkan tanpa atom berat, dapat menghasilkan wawasan struktural yang berharga. Dengan cara ini, pendekatan Liu dkk. selaras dengan metode BLEND dengan meningkatkan data dari struktur kristal asli, bukan yang diubah.
Sementara itu, Giordano dkk. mengambil rute yang berbeda, menerapkan analisis klaster hierarkis untuk menemukan klaster struktur kristal yang serupa. Metode pengelompokan hierarkis ini didasarkan pada matriks koefisien korelasi di antara intensitas dari setiap set data, yang berarti bahwa setiap set diberi skor berdasarkan seberapa banyak "cocok" dengan yang lain.Â
Set data yang lebih selaras dikelompokkan bersama, menciptakan klaster kristal isomorf yang, jika digabungkan, menghasilkan data yang lebih jelas dan berkualitas lebih tinggi.
Masing-masing teknik ini menawarkan jalur yang berbeda untuk mencapai tujuan akhir: data yang lebih baik dan lebih andal dari beberapa struktur kristal. Saat kita mengeksplorasi metode-metode ini lebih jauh, kita akan melihat bagaimana metode-metode ini saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam gambaran yang lebih besar tentang kristalografi makromolekul.
Pendekatan Dispersi Anomali Panjang Gelombang Tunggal (SAD) Liu dkk.
Pada tahun 2012, Liu dkk. menyajikan perubahan inovatif pada dispersi anomali panjang gelombang tunggal (SAD), yang mereka terapkan pada makromolekul biologis asli. Biasanya, dalam kristalografi, para ilmuwan memodifikasi struktur kristal dengan atom berat, seperti selenium, untuk meningkatkan perbedaan pola difraksi.
 Perbedaan ini memudahkan pemecahan struktur dengan menciptakan sinyal "hamburan anomali", yang membantu mengidentifikasi posisi atom dalam kristal. Namun, proses ini bisa jadi rumit, dan memasukkan atom berat ke dalam kristal dapat mengubah struktur aslinya.
Liu dkk. mengusulkan metode yang melewati modifikasi atom berat dengan meningkatkan sinyal hamburan anomali langsung dari atom asli dalam kristal, khususnya atom sulfur. Studi mereka menunjukkan bahwa ketika data dari beberapa kristal digabungkan, variasi hamburan yang halus menjadi lebih jelas, memungkinkan analisis struktural tanpa mengubah bentuk asli protein.
 Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk menggunakan atom-atom yang terjadi secara alami seperti sulfur dalam struktur protein untuk mencapai hasil yang serupa.
Agar metode ini berhasil, Liu dan rekan-rekannya mengukur data dari beberapa kristal pada energi sinar-X yang lebih rendah dari biasanya untuk meningkatkan hamburan anomali asli. Dengan menggabungkan beberapa set data, mereka mampu meningkatkan rasio sinyal terhadap derau secara signifikan, sehingga memungkinkan untuk menginterpretasikan informasi struktural bahkan pada resolusi yang sederhana.Â