Mohon tunggu...
Dee Dee
Dee Dee Mohon Tunggu... -

|| #kerentanpaROKOK #stopBULLYING #kerentanpaMIRAS #menujuTVSEHAT #IndonesiaTANPADISKRIMINASI ||

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia (Bukan Lagi) Negara Maritim, Kepulauan, Agraris, Macan Asia, Lumbung Padi Dunia dan Paru-paru Dunia

13 Oktober 2014   16:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:13 1645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="275" caption="INDONESIA"][/caption] “Siapa yang tau Julukan Indonesia???” Pertanyaan itu sangat-sangat saya kenal jaman dulu, waktu saya masih Sekolah Dasar. Berulang kali guru IPS saya buat games berupa quis kelompok, semacam cerdas cermat zaman dulu lah. Dari dulu, ibu guru saya ini suka mengasah pengetahuan muridnya. Dan pertanyaan favorit nya ya itu tadi. Dan terpaksa jelasin semua julukan Indonesia, mulai negara Maritim, Agraris, Macan Asia, Lumbung Padi Dunia dan Paru-paru Dunia. Pada saat itu, dengan bangganya kami satu persatu menjelaskan kelebihan Indonesia itu.. Dulu, kami mengetahui julukan itu dari buku cetak dan Guru kami tentunya. Karena berdasarkan data statistik yang ada, memang kondisi Indonesia pada kala itu, era 1990-an sedang makmur-makmurnya. Indonesia (bukan lagi)lumbung padi dunia Kini julukan itu satu persatu telah menghilang. Mulai dari Indonesia Lumbung Padi Dunia. Seiring lengsernya masa Orde Baru dulu, kebijakan lumbung desa/padi yang menjaga kesejahteraan petani itu makin lama makin tidak diurus pemerintah. Akibatnya, stok padi negara tidak mencukupi stok pangan penduduk Indonesia yang kian bertambah. Untuk menanggulanginya, pemerintah mulai mengimpor padi dari negara lain, termasuk Thailand. Semenjak Indonesia meninggalkan kebijakan lumbung padi, Thailand mulai menerapkan kebijakan itu di negaranya dan dampaknya? Thailand sukses menjadi lumbung padi Asia. Indonesia (bukan lagi) Macan Asia Sejalan dengan itu, Indonesia juga kehilangan gelar Macan Asia. Lengsernya Orde Baru, membuat segala bidang direformasi besar-besaran. Indonesia yang dulunya disegani dalam segala bidang oleh Negara lain (termasuk Amerika), mulai dari sosial, budaya, keaneka ragaman alamnya, kekayaan bangsa dan juga angkatan dan kekuatan pertahanan bangsa,  kini mulai kehilangan ‘keperkasaannya’. Tidak ingin terjadinya era diktator yang menyengsarakan rakyat kembali, membuat negeri ini seolah membuka gerbang seluas-luasnya kepada semua negara Asing untuk melakukan pengembangan disegala bidang. Dan akibatnya? Indonesia kini tak bertaring di dunia internasional, dan hanya bisa manggut-manggut.. Indonesia (terancam bukan lagi) Negara Kepulauan Pada tahun 2008, Indonesia digemparkan oleh berita pulau Ambalat dicaplok Malaysia sebagai bagian negaranya. Dan tahun 2014 sekarang pun, negeri sempat digemparkan adanya situs yang menawarkan pulau di Indonesia untuk dijual. Melihat lemahnya usaha pemerintah dalam melindungi pulau Negeri ini yang jumlahnya kini 13.466, bukan tidak mungkin Indonesia tidak lagi menyandang Negara Kepulauan kedepannya. Indonesia (bukan lagi) Negara Maritim Jauh sebelum era kolonialisme yang berlangsung lebih dari tiga abad, masyarakat Indonesia adalah orang-orang yang berorientasi maritim yang dapat terindikasi dari warna budayanya serta juga sistem pemerintahannya yang bercorak maritim. Namun, setelah masa kolonial, terjadi pergeseran karakteristik bangsa Indonesia secara sistematis karena pengaruh para kolonialis yang didominasi oleh dasar pemikiran kontinental yang kemudian mengikis pemahaman asli bangsa Indonesia yang sejatinya berjati diri sebagai bangsa maritim. Sebagai konsekuensi dari perubahan pola pikir tersebut, prioritas kebijakan pembangunan nasional pun bergeser jauh tanpa mempertimbangkan lagi sektor maritim sebagai faktor penting di tataran strategis perkembangan bangsa. Tindakan ini sangat disesalkan karena merupakan indikasi yang sangat jelas bahwa negara dengan sengaja mengabaikan aset dan mungkin juga kekuatan terbesarnya. Arah perkembangan ekonominasional yang lebih menekankan pada sektor agraria (agrikultur) daripada sektor maritim (akuakultur) sudah terjadi selama lebih dari tiga dekade di bawah rezim Orde Baru dan masih berlanjut hingga sekarang. Akibatnya, Indonesia lebih dilihat sebagai negara yang berorientasi pada pertanian daripada berorientasi pada maritim. Sudut pandang demikian juga membuat fokus pengembangan wilayah yang lebih ke arah daratan, yang juga berefek samping pada pengabaian pembangunan di wilayah pesisir, belum lagi pembangunan pulau-pulau kecil di daerah perbatasan. Hal itu jelas dapat kita lihat, taraf hidup para nelayan masih dibawah layak terutama di daerah-daerah tak tersentuh perhatian permerintah. Indonesia (bukan lagi) Negara Agraris Indonesia dulunya dikenal negara Agraris, dimana mampu mengembangkan aspek pertaniannya dengan baik. Segala komoditi pertanian yang dibuat oleh petani negara sendiri, mampu menjaga keseimbangan pangan negara sehingga tidak perlu mengimpor dari negara lain. Namun, seiring telah dilakukannya pasar bebas Asean di Indonesia, komoditas asli seakan tersingkir karena ‘kalah saing’ dengan komoditas asing yang lebih unggul. Ketidakpekaan pemerintah terhadap kondisi petani, membuat perkembangan pertanian stagnan atau berdiri ditempat. Akibatnya, pertanian Indonesia kian tertinggal dari asing. Padahal, ketertinggalan itu bukanlah karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung, karena tanah kita kan tanah surga. Sungguh disayangkan.. Indonesia (bukan lagi) Paru-Paru Dunia Dulu, indonesia bisa berbangga hati karena dianugerahi hutan yang begitu lebat dan terbentang luas dari Sabang sampai Marauke. Kehijauan hutan yang ada dianalogikan sebagai paru-paru dunia. Karena, pasokan oksigen dunia dipegang sebagiannya oleh Indonesia.  Namun kini, paru-paru itu tengah sakit, ya sakit kanker paru-paru. Kok Bisa?? Kondisi hutan kini tak karu-karuan. Ribuan titik api(hotspot) dibuat orang tak bertanggung jawab di hutan Indonesia, terutama hutan Sumatera dan Kalimantan. Tujuan utamanya adalah keserakahan. Tangan kotor manusia dengan sengaja menghancurkan hutan indonesia, ilegal logging dan perubahan lahan hutan menjadi lahan kelapa sawit contohnya adalah kegiatan yang seolah lazim dilakukan. Akibatnya?? Hutan semakin gundul. Tak ada lagi produsen oksigen, kepunahan flora dan fauna khas indonesia dan yang pastinya bakal banyak bencana dimana-mana. contoh bencananya banjir, banjir bandang, tanah longsor, kekeringan. Dan dampak langsungnya adalah Asap. Asap menyerang daerah terbakar dan daerah tetangganya. Akibatnya orang-orang yang tak berdosa pun menjadi korban. Banyak orang yang terserang penyakit pernafasan, penerbangan dan transportasi terganggu, dan mengurangi minat turis berkunjung ke Indonesia. Dampak asap bahkan sampai dirasakan negara tetangga. Hal tersebut sempat membuat Indonesia - Malaysia bersitegang sesaat. Hal tersebut membuat julukan Indonesia tercoreng, Indonesia kini menjadi Negara Perokok Dunia. Artikel ini saya tulis hanya sebagai opini dan bentuk kritikan saya terhadap kondisi Indonesia kini. Semoga kedepannya Indonesia menjadi lebih baik lagi.. hopes never die~~ Baca juga: Indonesia bangsa maritim yang tersesat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun