Mohon tunggu...
Dee Dee
Dee Dee Mohon Tunggu... -

|| #kerentanpaROKOK #stopBULLYING #kerentanpaMIRAS #menujuTVSEHAT #IndonesiaTANPADISKRIMINASI ||

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

I Like Dangdut Challenge: Wadah Amal atau Riya??

12 November 2014   05:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:01 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demam Ice Bucket Challenge untuk penderita ALS yang melanda dunia beberapa waktu lalu, membuat banyak gerakan-gerakan serupa merebak di dunia. Seperti halnya negara lain, media Indonesia pun tak ingin ketinggalan membuat aksi kemansiaan seperti itu. Kali ini program-program contekan seperti itu melanda stasiun tv Indosiar.

I Like Dangdut Challenge adalah program sosial yang menantang seseorang untuk goyang atau joget dangdut sekaligus menyumbangkan uang minimal 50 ribu untuk dunia pendidikan di Indonesia, kemudian orang itu akan menantang 3 orang lain untuk goyang atau joget dangdut serupa. Bila si korban menolak goyang akan kena denda 10x lipat, yaitu minimal 500 ribu. Yah sebelas dua belas dengan ALS-IBC lahh..

Pertama denger program ini, saya mendukung program seperti ini, walau saya sangat menyayangkan kenapa jumlah sumbangan untuk ALS-IBC dan I Like Dangdut Challenge ini telah ditetapin. Namun, ke sini sininya kecewa bertambah plus agak miris melihat manajemen dan cara kerja program ini. Saya merasa aneh dengan acara ini, pertama, kenapa setiap tampil dengan korban yang baru, kotak bening yang seharusnya berisi sumbangan orang-orang terdahulu kosong kembali, apakah uang tersebut telah di berikan kepada yang berhak atau di gimana-in penonton tak tahu.. Setiap harinya penonton hanya diberi tayangan korban memasukkan uang ke kotak bening (sambil disorot kamera) terus joget siap itu udah. Kedua, kenapa kotak yang dipilih itu bening. Apakah pemilihan warna ini didesain tujuannya agar ketika disorot kamera korban kelihatan memang bahwa udah menyumbang uang atau sengaja agar penonton tau jumlah nominal yang diberikan?

Kekecewaan saya memuncak ketika melihat program D'Terong Show hari ini (11/11) yang mengangkat hari pahlawan. Memang hari pahlawan telah lewat, namun acara D'Terong masih mengangkat topik ini karena episode kali ini mendatangkan beberapa keluarga dari tokoh yang diangkat Presiden pada 10 November kemaren.

Yah, namanya juga pemberitaan baru dan apalagi masih bersinggungan dengan Presiden Jokowi yang segala hal yang dilakukannya bakalan jadi trending topik di Indonesia. Mungkin atas dasar itu kali, para kru mengundang para keluarga pahlawan sekaligus mengangkat tema pahlawan kembali. Kehadiran para keluarga tidak sendiri, D'Terong juga mengundang beberapa kementrian dan meteri baru era Jokowi, seperti Mensos dan Menpora. Di kesempatan kali ini, para menteri juga diminta bernyanyi dangdut di pentas. Dan akhirnya terpenuhi.

Keusilan para kru terjadi, para menteri di minta melakukan I Like Dangdut Challenge sekalian menyumbangkan sejumlah uang untuk dunia pendidikan. Bu Mensos sempat menolak dan terjadi tawar menawar yang lama dengan host dan akhirnya tetep menolak sehingga menyumbangkan uang lebih besar. Disini lah yang saya sangat sayangkan, mengapa jumlah nominal diberitahukan dan jumlah ini kemudian diulang-ulang host sampai segmen selesai karena dianggap sangat besar dan melebihi target yaitu 5 Juta Rupiah. Karena Bu menteri menolak berjoget, para staff kementrian di minta menggantikan Bu Menteri untuk berjoget. Karena jumlah staff yang banyak, para host berimprovisasi plinplan sehingga "seolah" memaksa para staff menyumbang kembali.

Pahala atas amalan bersedekah memang bukanlah urusan manusia, namun janganlah sedekah yang kita lakukan dengan niatan amalan jariyah, justru menjadi dosa karena timbul rasa riya dihati. Dan untuk acara I Like Dangdut Challenge ini semoga dapat memperbaiki konsep acaranya, sehingga tidak meninggalkan komentar negatif bagi penontonnya, tetep memegang komitmen untuk membantu dunia Pendidikan Indonesia dan dana yang terkumpul dapat tersampaikan kepada yang berhak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun