Mohon tunggu...
ABIRA
ABIRA Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa psikologi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Psikologi Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Agama Kristen Dianggap Menjadikan Manusia Budak dan Memutarbalikkan nilai-nilai Manusia

27 November 2023   22:05 Diperbarui: 28 November 2023   20:49 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Friedrich Wilhelm Nietzsche adalah seorang filsuf, penulis esai, dan kritikus budaya Jerman. Ia dilahirkan pada tanggal 15 Oktober 1844, di Rcken, Provinsi Saxony, Prusia, Konfederasi Jerman, dan meninggal pada tanggal 25 Agustus 1900, di Weimar, Saxe-Weimar-Eisenach, Kekaisaran Jerman.
 
Friedrich Wilhelm Nietzsche adalah seorang filsuf Jerman yang terkenal dengan kritiknya terhadap agama dan moralitas Kristen. Nietzsche mengkritik agama Kristen karena dianggap menjadikan manusia menjadi budak dan memutarbalikkan nilai-nilai manusia.
 
Menurut Friedrich Nietzsche, moralitas memiliki dua bentuk, yaitu moralitas budak dan moralitas tuan. Moralitas budak, menurut Nietzsche, adalah moralitas orang kecil, lemah, yang tidak mampu untuk bangkit dan menentukan hidupnya sendiri. Moralitas ini lahir dari sentimen yang lemah terhadap yang kuat, seperti cinta kasih, perhatian kepada yang lemah, dan kerendahan hati.
 
Netzsche mengkritik agama Kristen dan menggambarkan Tuhan sebagai konsep yang tidak relevan dalam masyarakat modern. Menurut Nietzsche, "Tuhan telah mati" dalam arti bahwa keyakinan tradisional akan Allah sebagai sumber otoritas moral dan makna telah kehilangan relevansinya dalam masyarakat modern.
 
Nietzsche menyatakan bahwa fokus yang terlalu besar pada kehidupan setelah mati dapat mencapai makna dan nilai-nilai dalam kehidupan yang nyata, dan pentingnya menjalani kehidupan ini dengan penuh keberanian, kegembiraan, dan kreativitas.
 
Nietzsche menganggap moralitas Kristen sebagai moralitas budak, karena menurutnya, moralitas Kristen lahir dari sentimen yang lemah terhadap yang kuat. Sebaliknya, moralitas tuan adalah moralitas yang muncul dari kemauan untuk berkuasa, yang membebaskan diri dari belenggu seperti ketakutan, perhatian terhadap orang lemah, kasih sayang, dan segala macam aturan yang membatasi nafsu dan naluri. Nietzsche juga mengkritik agama Kristen yang telah membuat manusia terdefinisi oleh nilai-nilai moral yang universal, sehingga membuat manusia merasa 'aman' dalam melindungi Tuhan.
 
Beberapa poin penting dalam kritik Nietzsche terhadap agama Kristen meliputi:
Kematian Tuhan: Nietzsche menyatakan bahwa konsep Tuhan telah mati, dan keyakinan tradisional akan Allah sebagai sumber otoritas moral dan makna telah kehilangan relevansinya dalam masyarakat modern
Kritik terhadap moralitas tradisional: Nietzsche menentang moralitas Kristen sebagai bentuk budak yang mereduksi manusia menjadi makhluk yang lemah dan tidak berdaya.
Kritik terhadap otoritas agama: Nietzsche menegaskan bahwa agama sering digunakan sebagai alat oleh penguasa dan elit untuk mempertahankan kekuasaan dan mengendalikan massa
Kritik terhadap penyaliban diri dan memilih keinginan alami: Nietzsche menekankan pentingnya menerima dan menghargai dan mendorong manusia yang sebenarnya, dan menolak penolakan terhadap keinginan alami dapat menghasilkan penderitaan psikologis dan membahayakan keseimbangan dan kebahagiaan individu.

 

Di Simpang Nietzsche !!!!!

Tujuan orang bertuhan dapat bervariasi tergantung pada keyakinan dan pandangan masing-masing individu. Dalam konteks agama, tujuan manusia bertuhan adalah untuk menyembah Tuhan Yang Maha-Esa.

Dalam konteks agama, Agama memberikan tujuan dan ajaran bagi manusia agar beribadah dan berbuat kebaikan dalam hidup, baik antara sesama manusia maupun dengan alam.
Secara keseluruhan, agama memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, baik dalam aspek kerohanian maupun sosial, dan membantu manusia menghadapi tantangan hidup dan menjadi individu yang lebih berkelanjutan dan mengarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun